beritaenam.com, Jakarta – Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menyerukan rekonsiliasi setelah Pemilu Serentak 2019 berlangsung. Ketua Umum PBNU Said Aqil Siraj menyebut persatuan dan kesatuan bangsa harus kembali dirajut.
“Ke depan mari kita rajut kembali, kita perkuat kembali persatuan kesatuan kita,” kata Said di Kantor PBNU, Jakarta Pusat, Senin, 22 April 2019.
PBNU bersyukur bangsa Indonesia bisa melewati pesta demokrasi dengan aman dan damai. Said mengajak seluruh pihak yang berkontestasi menahan diri hingga ada pengumuman resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).
“Selanjutnya kita sabar menunggu hasil rekapitulasi perhitungan suara yang akan diumumkan KPU tanggal 22 Mei. Kita sabar menunggu itu,” ujarnya.
Ia menambahkan, kelancaran Pemilu Serentak bisa menunjukkan kalau bangsa Indonesia mampu berdemokrasi dengan baik.
Sebagai negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia, Indonesia dianggap telah mampu menunjukkan kematangannya dalam berpolitik.
“Mari kita pelihara kedewasaan ini, kematangan ini, dalam berbangsa dan bernegara kita harus lebih punya karakter, lebih dewasa lagi, lebih matang lagi,” ungkapnya.
Menurut Said, pola demokrasi di Indonesia akan menjadi contoh bagi dunia internasional. Indonesia dinilai bisa menunjukkan Islam dan demokrasi nyatanya bisa berjalan beriringan.
“Artinya kita sudah paham Islam dan demokrasi tidak saling bertentangan, bahkan saling memperkuat.” paparnya, seperti dikutip dari medcom.id
Said pun mengajak seluruh elemen bangsa terus memperkuat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Segenap elemen bangsa juga diajak memerangi paham-paham yang bertentangan dengan NKRI, Pancasila, UUD 1945, dan Bhinneka Tunggal Ika.