Beritaenam.com, Jakarta – Sutradara penyebaran poster dan stiker bergambar petahana Joko Widodo dengan kostum raja Jawa masih menjadi misteri. Meski begitu, PDIP sudah menelusuri soal pemasangan atribut ‘Raja Jokowi’ itu.
Atribut peraga kampanye (APK) bergambar ‘Raja Jokowi’ diketahui tersebar di Jawa Tengah. Desain poster-poster dan stiker yang tersebar itu serupa, yakni gambar Jokowi mengenakan mahkota khas raja Jawa dan terdapat logo kepala banteng PDIP.
Ketua DPD PDIP Jawa Tengah Bambang Wuryanto menyatakan pihaknya sudah bertemu dengan orang-orang yang memasang atribut ‘Raja Jokowi’. Namun mereka bukanlah dalang di balik penyebarannya.
Orang-orang yang memasang poster dan stiker ‘Raja Jokowi’ mengaku cuma jadi pesuruh. Hanya, PDIP belum bisa mendapat identitas aktor penyebar ‘Raja Jokowi’.
“Sudah ada, yang masang sudah ketahuan, yang pasang di lapangan ketahuan. Sudah ada, yang pasang di lapangan ketahuan, yang masang bertemu kita. Kita tanya, ‘Kamu itu pasang gimana?’. (Dijawab) ‘Disuruh dari pusat’,” ungkap Bambang saat dihubungi, Rabu (14/11/2018).
Saat ditanya siapa yang disebut ‘pihak pusat’ itu, pemasang tidak bisa memberi jawaban yang jelas. Pemasang mengaku mendapat upah Rp 5.000 setiap pemasangan atribut.
“Itu kan masang poster-stiker dikasih uang. Setiap satu poster ada yang Rp 10 ribu, ada yang Rp 5.000, Rp 25 ribu. Itu kan ada ribuan,” sebut Bambang.
Pihak pemasang ini mengaku mendapat arahan dari pihak tertentu, tapi identitasnya belum diketahui. Mereka juga bahkan sempat dikumpulkan beberapa waktu lalu untuk briefing pemasangan.
“Kita tanya, ini (poster dan stiker) dari mana? (Pemasang mengaku): saya dulu diundang sama senior saya di Hotel Siliwangi Semarang. Di sana ada beberapa orang, kita di-briefing,” sebut Bambang.
Orang-orang yang dikumpulkan itu lalu diminta memberikan alamat. Mereka, kata Bambang, diminta membantu memasang atribut ‘Raja Jokowi’ saat sudah dikirim.
“Diminta alamat, diminta bantu pasang. Suatu waktu datang barangnya,” kata Ketua Tim Kampanye Daerah (TKD) Jateng Jokowi-Ma’ruf itu.
Tak hanya itu, PDIP berhasil mengetahui adanya gudang yang disiapkan untuk menyimpan stok dari atribut ‘Raja Jokowi’. Setidaknya gudang tersebar di tiga daerah di Jateng.
“Di situ di gudang. Ada juga yang sudah siap pasang tapi belum terpasang. Ada di Magelang, Banyumas, Bumiayu. Ini bukan orang PDIP,” terang Bambang.
Dalam kesempatan terpisah, Bambang menyebut poster rontek ‘Raja Jokowi’ berjumlah sekitar 85 ribu yang terpasang di Jateng. Di setiap desa terdapat rata-rata 10 lembar. Bambang pun memperkirakan pihak pembuat harus mengeluarkan dana besar untuk proyek ini.
“Sekali pasang, yang memasang dapat Rp 5 ribu, plus bambu dan tali Rp 10 ribu. Itu angka gede, belum percetakannya, pengangkutannya, dan lain lain. Melibatkan uang besar, tidak kurang Rp 3,5 miliar sampai Rp 4 miliar,” ungkap Bambang saat ditemui di Semarang, Rabu (14/11).
Bambang mengakui itu sebagai analisis yang subjektif. Namun jika benar terjadi, pembuat atau pemilik poster merupakan orang kaya. Bambang menyebut dua kemungkinan pemasangnya adalah kubu lawan atau pendukung yang tidak mengerti soal berorganisasi. Namun ia tak menyebut kubu Prabowo-Sandi.
“Tentu yang punya gawe itu orang yang punya duit. Kalau pendukung Jokowi, maaf, pemahaman organisasinya rendah, pemahaman budayanya rendah. Tapi kalau lawan, dia jago, punya kecerdasan luar biasa, karena kalau keliru menurunkan (poster), isu tersebar PDIP turunkan gambar Jokowi, cari sensasi,” beber Wakil Ketua Komisi I DPR itu.
PDIP memutuskan menurunkan poster tersebut karena tidak merasa mencetak dan mengeluarkannya, meskipun di poster itu ada logo PDIP. Selain itu, gambar Jokowi berpakaian raja justru merendahkan karena Jokowi adalah calon presiden yang maju melalui pemilihan umum.
“Ini merendahkan kecerdasan. Ini era demokrasi, pejabat politik, ini sebagai capres, artinya kalau kemudian dikatakan raja, raja kan tidak dipilih, harusnya dipilih, elektoral. Ini merendahkan kecerdasan PDIP,” tegas Bambang.
Sementara itu, Ketua DPC PDIP Banyumas Budhi Setiawan mendapat informasi dari koordinator pemasangan atribut ‘Raja Jokowi’ untuk wilayah Banyumas. Sejumlah hal ditemukan dari pengakuan itu.
“Namanya Anggit sama Ade. Mereka berasal dari Bumiayu dan basecamp-nya di Ajibarang buat nampung itu. Kemarin dicek katanya semua sudah didistribusikan. Saya minta dihentikan pemasangannya,” ucap Budhi.
Selain di Ajibarang, poster ‘Raja Jokowi’ tersebut juga ada di di daerah Kalibagor, Purwokerto. Meski demikian, dia mengaku tidak mengetahui pasti di mana lokasinya.
“Gudang yang di Banyumas sudah kosong dan sudah didistribusikan. Tapi katanya di daerah Kalibagor, Purwokerto, masih ada lumayan. Nah, itu saya tidak tahu (lokasinya), saya hanya memberikan informasi itu saja,” ujarnya.
Sumber: detik.com