beritaenam.com, Jakarta – Elektabilitas pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno tertinggal hampir 20% dengan Joko Widodo-Ma’ruf Amin berdasarkan survei terbaru Charta Politika. PDIP menilai strategi hoax yang selama ini dilakukan kubu pasangan nomor urut 02 itu tidak mampu mendongkrak elektabilitas.
“Hasil survei Charta Politika terbaru yang menunjukkan stagnansi elektabilitas Prabowo-Sandi selama 3 bulan kampanye pertama (35,5% di Okt & 34,1% di Des) membuktikan bahwa strategi hoax yang dilakukan paslon 02 tidak mempunyai dampak elektoral,” ujar Politikus PDIP Charles Honoris, dalam keterangan tertulisnya, Kamis (17/1/2019).
“Strategi hoax tersebut bukan saja tidak berhasil menurunkan elektabilitas Jokowi-KH Ma’ruf Amin (53,2% di Oktober dan Desember), tapi juga gagal menaikkan elektabilitas Prabowo-Sandi sendiri,” imbuhnya.
Bukan tanpa sebab Charles melontarkan tudingan kubu sang rival melancarkan strategi hoax. Mengingat, sudah beberapa kali kubu Prabowo-Sadiaga tertangkap basah memproduksi hoax-hoax untuk menyerang Jokowi-Ma’ruf Amin.
“Hoax diproduksi terus oleh Prabowo-Sandi, meskipun kebohongan mereka sudah sering kali ditelanjangi. Misalnya saja soal 1 selang cuci darah di RSCM disebut digunakan untuk 40 orang (padahal 1 selang untuk 1 pasien); dan terbaru Garuda disebut bangkrut (padahal masih beroperasi); cadangan beras nasional disebut hanya cukup 3 minggu (padahal menurut Bulog bisa sampai akhir 2019), dan masih banyak lagi,” tutur Charles.
Menurut Charles, gagalnya strategi hoax kubu Prabowo-Sandiaga itu lantaran masyarakat sudah cerdas. Masyarakat Indonesia sudah dapat memilah mana kebohongan dan mana kebenaran.
“Barangkali awalnya Prabowo-Sandi berpikir strategi hoax yang dilakukannya bisa sukses, sebab seperti kata Joseph Goebbels ‘kebohongan yang diulangi terus menerus kelak akan dipercayai sebagai kebenaran’. Namun, ternyata masyarakat Indonesia sudah cerdas, sehingga strategi hoax yang dilakukan Prabowo-Sandi sama sekali tidak bisa menggoyang pilihan politik rakyat,” ujarnya.
Charles berharap, ke depan Prabowo-Sandiaga tak lagi menggunakan strategi hoax untuk menggaet suara pemilih. Apalagi, selama ini hoax memiliki efek yang sangat destruktif bagi kehidupan masyarakat.
“Masak rakyat juga yang harus menanggung kerusakan akibat tujuan politik elite yang gagal. Saya berhadap debat presidensial pertama yang dihelat sebentar malam akan menjadi momentum bagi Prabowo-Sandi untuk meninggalkan strategi hoax yang terbukti gagal menaikkan elektabilitasnya dan merusak kehidupan masyarakat. Untuk kemudian memulai kampanye positif dengan adu gagasan, program dan rekam jejak bersama Pak Jokowi-KH Ma’ruf Amin,” kata Charles, seperti dikutip dari detik.com
Survei Charta Politika menyatakan elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 53,2%. Sementara itu, elektabilitas Prabowo-Sandiaga 34,1%. Dalam survei itu, sebanyak 12,7% responden belum memutuskan atau tidak menjawab.
Untuk diketahui, survei tersebut dilakukan pada 22 Desember 2018-2 Januari 2019. Survei dilakukan kepada 2.000 responden dari 34 provinsi yang dipilih dengan metode multistage random sampling. Margin of error dari survei +- 2,19%, dengan tingkat kepercayaan 95%.