Beritaenam.com, Jakarta – Pengamat Komunikasi Politik Ari Junaedi menilai, Capres nomor urut 2 Prabowo Subianto justru adalah juru kampanye terbaik bagi sang rival, Capres nomor urut 1 Jokowi. Pasalnya, banyak pernyataan Prabowo menjadi blunder dan menambah ’poin’ bagi Jokowi.
“Belum lagi kampanye kekanak-kanakkan Sandiaga Uno seperti kasus tempe, kasus nilai uang seratus ribu rupiah, gaya bangau di pekuburan, serta rambut petai makin menjadikan kampanye Prabowo – Sandiaga seperti kampanye kehabisan akal,” kata Ari.
Bahkan Ari menilai, demonstrasi besar-besaran yang dilakukan warga Boyolali untuk memprotes pidato Prabowo, merupakan blunder politik terbesar kubu penantang.
Menurut mantan staf ahli Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri ini, permasalahannya terletak pada manajemen kampanye Prabowo yang tidak mau mendengarkan saran dan masukan tim dalam merancang strategi komunikasi.
“Saya kira Prabowo tidak memanfaatkan kehadiran orang seperti Dr Heri Budianto, Imelda Sari atau Yasmin Muntaz yang lama malang melintang di ranah komunikasi dan ada di pihak koalisi pendukungnya. Tetapi justru percaya betul dengan pembisik lain yang tidak kompeten di bidang komunikasi,” tukas Ari.
Secara psikologi komunikasi, jelas Ari, faktor inheren yang ada di Prabowo seperti pernah berjaya di masa lalu, berasal dari keluarga berada, serta merasa tetap berkuasa, menjadikan dirinya tidak bisa menyaring mana yang candaan dan pernyataan serius.
“Akibatnya, blunder dan makin menguatkan citranya sebagai sosok yang antagonis,” ucap Ari, seperti dilansir dari suara.com
Prabowo, lanjut Ari, merasa masyarakat saat ini sudah tidak bisa menerima candaan, bahkan menganggap leluconnya selalu dipolitisasi.
Tetapi, Ari justru menganggap bukan masyarakat yang tidak bisa membedakan candaan dengan hal yang serius, namun Prabowo sendiri tidak sensitif dan tak peka.
”Kesimpulannya Prabowo juru kampanye terbaik Jokowi,” tandasnya.