Kuala Lumpur – Polisi Malaysia menangkap kembali tiga militan Islamic State (ISIS), termasuk dua pakar bom di Kedah dan Selangor. Ketiga orang ini diketahui dua warga Malaysia dan seorang lainnya Indonesia.
Inspektur Jenderal Polisi Datuk Seri Abdul Hamid Bador mengatakan sebelumnya telah menangkap empat orang yang tergabung dalam sel teror ‘paket serigala’ ISIS awal pekan ini.
“Dua orang Malaysia bernama Muhammad Syazani Mahzan dan Muhamad Nuurul Amin Azizan, ditangkap di Kuala Muda,” tuturnya, dilansir dari The Star, Jumat, 17 Mei 2019.
Dia menambahkan, seorang warga Indonesia diidentifikasi sebagai Nuruddin Alele alias Fatin Tir ditangkap di Banting. Abdul Hamid mengatakan ketiganya mendapat pelatihan dari Jemaah Ansharut Daulah Indonesia.
“Mereka belajar cara membuat Triacetone triperoxide. Kedua tersangka juga menyurvei beberapa gereja di Yogyakarta untuk target potensial,” ungkap Abdul Hamid.
“Muhammad Syazani juga telah merencanakan untuk menargetkan rumah ibadah non-Muslim di Malaysia melalui serangan bunuh diri,” imbuh dia.
Triacetone triperoxide merupakan bahan peledak buatan sendiri yang dapat dengan mudah dibuat dari reagen yang mudah diakses dan sangat sulit dideteksi.
Abdul Hamid menambahkan, warga negara Indonesia (WNI) yang ditangkap diperkenalkan dengan ideologi ISIS ketika dia di penjara selama lima tahun di Surabaya.
“Sesuai perintah yang diterima dari sel terornya, dia juga berencana untuk melancarkan serangan terhadap rumah-rumah ibadah non-Muslim di Lembah Klang,” terang Abdul Hamid.
Dia menuturkan ketiganya ditahan di bawah Tindakan Khusus Pelanggaran Keamanan (Sosma) 2012.
Menurut sumber, hanya militan asal Indonesia yang termasuk dalam kelompok ‘serigala ISIS’. Sebanyak empat orang diduga bagian dari kelompok itu ditangkap Senin lalu.
Total ada dua WNI yang ditangkap terkait kasus terorisme di Kuala Lumpur, Malaysia.
Dalam jumpa pers di Kementerian Luar Negeri RI kemarin, juru bicara Kemenlu Arrmanatha Nasir mengatakan KBRI Kuala Lumpur telah mendapat akses kekonsuleran dan menemui seorang WNI terduga teroris yang ditahan Kepolisian Malaysia.
“Akses kekonsuleran sudah didapat kemarin dan ketika ditemui, WNI tersebut dalam sehat dan baik,” kata Arrmanatha.
Dikonfirmasi pula bahwa WNI tersebut telah tinggal di Malaysia sejak 2017 dan sempat berpindah-pindah tempat bekerja. Terakhir, WNI tersebut bekerja di pabrik seng.
“Proses investigasi masih terus dilakukan Kepolisian Malaysia dan kita menunggu apa hasil investigasi serta tuduhan yang diberikan dan akan diangkat ke pengadilan,” lanjut dia.
Arrmanatha menambahkan, apabila WNI tersebut membutuhkan pendampingan, merupakan kewajiban dari KBRI Kuala Lumpur sebagai wakil negara di Malaysia untuk memfasilitasi.