PEMERINTAH Prancis memerintahkan penutupan bar dan restoran di Kota Marseille dan membatasi jam malam di kota-kota lain, termasuk Paris sebagai bagian dari upaya membendung lonjakan infeksi harian virus korona.
Menteri Kesehatan Olivier Veran sebelumnya meluncurkan kerangka kerja nasional terbaru. Pemerintah memberi rekomendasi kepada otoritas lokal sesuai kode warna, yakni merah, super merah, dan area merah tua.
Kategori merah tua berlaku untuk Marseille dan wilayah Guadeloupe. “Di dua area itu, bar dan restoran harus ditutup sepenuhnya,” kata Veran seraya menambahkan bahwa tindakan itu akan berlaku untuk dua minggu.
Untuk daerah super merah, termasuk Paris dan beberapa kota lain, bar dan kafe diharuskan tutup pada pukul 10 malam. Veran juga mengumumkan larangan pertemuan publik yang dihadiri oleh lebih dari 10 orang, sementara kehadiran di acara-acara besar akan dibatasi hanya sampai 1.000 orang.
Sebelumnya, Wali Kota Paris Anne Hidalgo menolak pembatasan jam buka bar dan kafe karena akan menghancurkan sektor ekonomi. Namun, seperti negara-negara Eropa lainnya dengan tingkat infeksi yang melonjak dalam sebulan terakhir, Prancis harus mengambil langkah.
Sementara itu, Presiden Emmanuel Macron telah mengizinkan otoritas lokal mengadopsi kebijakan lokal tergantung pada tingkat keparahan wabah covid-19. Di Swiss, sekitar 2.500 mahasiswa dari sekolah perhotelan telah menjalani karantina menyusul adanya lonjakan infeksi virus korona di tengah maraknya pesta-pesta di negara itu.
Sekitar 75% dari jumlah total mahasiswa di Sekolah Manajemen Perhotelan EHL Lausanne telah diminta untuk tinggal di rumah hingga 28 September. Namun, mereka tetap mengikuti pembelajaran secara daring.
Otoritas regional juga telah memerintahkan penutupan semua diskotik di Vaud dan melarang pertemuan lebih dari 100 orang serta mewajibkan pemakaian masker di semua ruang publik. Di tempat bisnis seperti toko-toko, kerumunan hanya diizinkan kurang dari 10 orang.
Swiss telah melaporkan jumlah total infeksi 51.000 sejak dimulainya pandemi. Sekitar 4.800 dirawat di rumah sakit dan melaporkan 1.772 kematian.
Standar FDA
Presiden AS Donald Trump mengatakan dirinya mungkin tidak menyetujui standar terbaru yang lebih ketat dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (FDA) AS terkait otorisasi darurat vaksin covid-19.
Trump telah berulang kali mengatakan vaksin akan didistribusikan menjelang pemilihan presiden 3 November. Namun, dia mempertanyakan mengapa vaksin perlu ditunda dan mengatakan proposal baru FDA tampaknya bermuatan politis.
Trump menambahkan dirinya memiliki kepercayaan yang luar biasa kepada perusahaan-perusahaan pembuat vaksin. Beberapa pengembang vaksin diharapkan memiliki hasil uji coba yang pasti sebelum pemilihan presiden.
Sebelumnya, harian The Washington Post melaporkan bahwa FDA akan mengeluarkan panduan untuk meningkatkan transparansi dan kepercayaan publik. Alasannya, para ahli kesehatan semakin khawatir bahwa administrasi Trump mungkin mencampuri proses persetujuan untuk mengeluarkan vaksin.
Sementara itu, Kepala Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS Robert Redfield memperkirakan akan ada sekitar 700 juta dosis vaksin tersedia pada akhir Maret atau April tahun 2021, cukup untuk 350 juta orang. (AFP/X-11)