Beritaenam.com, Manila – Presiden Filipina Rodrigo Duterte tidak mengidap kanker, kata penjabat sementara Menteri Dalam Negeri Filipina, tetapi dia menolak mengungkapkan alasan mengapa pemimpin yang dikenal keras ini menjalani serangkaian pemeriksaan kesehatan di sebuah rumah sakit swasta.
Masyarakat Filipina terus mendesak informasi tentang kesehatan Presiden Rodrigo Duterte setelah pria berusia 73 tahun itu melewatkan dua acara resmi pekan lalu.
“Dia mengungkapkan kepada kami bahwa hasil tes (kankernya) negatif, salah satunya tes yang dilakukan dengan mengambil sampel dari ususnya,” Eduardo Ano mengatakan kepada wartawan dalam sebuah acara yang diunggah di Facebook Live oleh kantor berita lokal Filipina.
Eduardo Ano mengatakan Presiden Duterte mengakui hasil tes tersebut dalam sidang Kabinet pada Senin (8/10/2018) malam.
Presiden melakukan kunjungan tak terjadwal ke rumah sakit di mana dokter memintanya untuk mengulang tes saluran pencernaan tiga minggu setelah tes serupa.
Kondisi Presiden Duterte “tidak serius” dan akan tetap menjadi masalah rahasia, juru bicaranya Harry Roque mengatakan pada sebuah pengarahan terpisah, menolak untuk mengkonfirmasi atau menyangkal pernyataan sebelumnya dari penjabat sementara Menteri Dalam Negeri.
“Presiden akan mematuhi konstitusi, tetapi karena kondisinya tidak serius, ia akan memperlakukan kondisi medisnya sebagai rahasia,” katanya.
Roque menolak memberikan rincian hasil tes dan kesehatan Presiden Duterte.
“Mari kita tunggu hasil lengkapnya. Apa pun yang bersifat rahasia dapat diabaikan oleh orang itu sendiri,” katanya.
Kabar ini sangat berbeda dengan komentar Roque pekan lalu ketika dia mengatakan bahwa dia berencana untuk meminta Duterte mengeluarkan pernyataan tentang kesehatannya demi untuk mengakhiri ketidakpastian.
“Saya akan mengatakan, mungkin, kita perlu mengeluarkan buletin medis, apakah itu serius atau tidak. Mungkin kita perlu menghadirkan dokter anda karena itu satu-satunya cara untuk menghentikan semua kekhawatiran terkait kesehatan Anda,” kata Roque.
Rodrigo Duterte mengatakan dalam sebuah pidato pada hari Kamis (4/10/2018) lalu bahwa ia telah menjalani endoskopi dan kolonoskopi sekitar tiga minggu yang lalu, tetapi dokternya menyarankan untuk mengulang tes pada sampel jaringan, yang dapat menunjukkan apakah ia menderita kanker.
Tes itu bertujuan untuk mendiagnosis kelainan apa pun yang ada di saluran pencernaan dan usus besar.
“Saya tidak tahu kondisi persisnya fisik saya, tetapi saya harus menunggu hasil pemeriksaan itu. Tetapi saya akan memberi tahu Anda apabila itu memang kanker, maka saya akan beritahu itu kanker,” katanya dalam sebuah pertemuan militer.
Dia menambahkan bahwa “jika kanker ini sudah pada stadium tiga dan tidak ada pengobatan lagi yang dapat dilakukan. Saya tidak akan memperpanjang penderitaan di pemerintahan ini atau di mana saja”.
Konstitusi di Filipina mengatur agar publik diberi tahu tentang kondisi kesehatan seorang presiden yang berkuasa, jika memang serius.
Jika pemimpin meninggal saat masih menjabat, mengalami cacat permanen atau diberhentikan melalui mekanisme impeachment, wakil presiden akan mengambil alih pemerintahan selama enam tahun, atau satu masa pemerintahan tunggal.
Wakil Presiden Leni Robredo, seorang pemimpin oposisi, dipilih secara terpisah pada tahun 2016 dan dapat memicu ketidakpastian dalam proses suksesi dalam iklim politik yang sangat terpolarisasi.
Kesehatan Rodrigo Duterte memicu spekulasi tiada henti setelah ia menghilang dari pandangan publik selama seminggu terakhir pada tahun lalu, tetapi pembantunya menolak rumor tentang kondisi medisnya.
Selama akhir pekan, Presiden Duterte berada di Hong Kong dengan pasangan dan anak perempuannya dalam perjalanan yang tidak diumumkan, dimana asisten istimewanya, Bong Go, mengunggah foto-foto keluarga di media sosial.
Sumber: ABC/wires