Beritaenam.com, Jakarta – Presiden Joko Widodo (Jokowi) menggelar rapat bersama beberapa menteri ekonomi, Gubernur Bank Indonesia (BI), dan Ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK)b di Istana. Materi rapat tersebut tentang pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
Usai rapat, Menteri Koordinator Perekonomian Darmin Nasution menjelaskan apa saja yang dibahas selama 2 jam sejak pukul 09.00 itu.
“Artinya pembahasannya sudah semakin rinci, semakin detail supaya langkah-langkah menjadi lebih konkret termasuk tentu saja karena tadi juga ada BI, OJK itu membicarakan juga perkembangan seperti apa terakhir bahwa kursnya kuotasinya agak tidak baik hari-hari ini,” kata Darmin di Komplek Istana, Jakarta, Selasa (4/9/2018).
Darmin mengatakan, dalam rapat internal bersama orang nomor satu di Indonesia juga sempat dibahas masalah teknis yang terjadi di lapangan.
“Misalnya soal kebutuhan valas dari BUMN, misalnya sempat kemarin ini tidak ada kuotasi di bank2-bank kita mengenai kurs sehingga yang membutuhkan dolar malah bingung ini berapa dan sebagainya,” ungkap dia.
Dari pembahasan tersebut, selain menekankan penggunaan TKDN atau tingkat komponen dalam negeri di setiap proyek, pemerintah juga fokus pada kinerja ekspor, dan pelaksanaan biodiesel 20% (B20).
“Intinya adalah pembahasan hari ini merinci lebih lanjut untuk langkah-langkah yang tadinya dianggap kurang konkret. Presiden ingin supaya kebijakan dan langkah-langkah betul-betul konkret,” ujar dia, seperti dikutip dari detik.com
Pemerintah, kata Darmin, juga akan menerbitkan aturan baru yang akan membuat nilai tukar rupiah terhadap dolar AS kembali menguat dan stabil, melalui kinerja ekpsor.
“Memang kita belum, mungkin 1-2 hari lagi baru kita menjelaskan ekspor persisnya apa targetnya apa tujuannya ke mana, memang itu perlu rinci sekali sehingga nanti kita bisa memprediksi seperti apa perkembangan sebulan ke depan,” tutup dia.