Beritaenam.com — “Meneruskan pembangunan bangsa yang telah merdeka ini, tentu sesuai porsi dan talenta positif dari yang dimiliki masing masing individu tentunya,” ujar Brigjen TNI Prantara Santosa, S.sos, M.Si, M.Tr (Han).
“Bila tentara seperti saya, tentu dengan memanggul senjata. Bila seniman yang berkarya di musik, film, lukis tentu cara berkontribusi dengan karya karyanya bagi negeri ini,” ucap Prantara Santosa, yang merupakan Kapusjarah (kepala Pusat Sejarah TNI).
Hal ini dipaparkan di Ruang Balairung Pahlawan Museum Satria Mandala, Jakarta Selatan.
Tatkala launching peluncuran Video klip terbaru grup Band Elkasih di Cafe Genta Jakarta, dengan pembatasan orang yang hadir serta pelaksanaan protokol kesehatan yang diterapkan dalam acara tersebut.
Hampir dalam satu tahun terakhir, Pusat Sejarah TNI aktif menggelorakan program Generasi Muda Cinta dan Bangga Sejarah (Genta Bangsa) di kalangan masyarakat luas.
Ada banyak program kegiatan yang ada di museum maupun lewat media sosial pada kalangan generasi muda bangsa.
Sebagai langkah kongkrit dari keinginannya,maka pada Senin 10 Februari 2020 sebelum pandemik covid terjadi, Kapusjarah TNI Brigjen TNI Prantara Santosa melantik 46 Pengurus Komunitas Genta Bangsa Periode 2020-2025.
Mereka terdiri dari 41 orang Pengurus Pusat dan 5 orang Dewan Pembina.
Langkah kerja dalam mewujudkan serta menggelorakan pentingnya nilai nilai sejarah, menurut Prantara perlu ditanamkan pada seluruh masyarakat.
Itu sebabnya, berbagai elemen bangsa khususnya para generasi muda yang memiliki potensi ikut menyuarakan cinta sejarah dan bangsanya, agar tidak tergerus dengan dampak informasi global yang menyusup lewat berbagai media digital yang ada sekarang ini.
Melibatkan sipil dan kaum muda yang kreatif sangatlah diperlukan. Karena dari merekalah diharapkan program tersebut dapat lebih dijaga dan dikembangkan.
Karena mereka dinilai lebih tahu, apa yang sebenarnya dibutuhkan generasi muda berkaitan dengan upaya menanamkan nilai-nilai kesejarahan di kalangan masyarakat, khususnya generasi milenial di era modern ini.
“Itu sebab saya merangkul para anak muda yang memiliki pengikut dan follower potensial agar ikut menggelorakan semangat cinta tanah air lewat sejarah. Serta menggaungkan jargon No history No Future air sebagai pesan moral agar generasi muda saat ini mencintai sejarah lewat caranya masing masing,” ujar Prantara.
Respons dari masyarakat terhadap program ini kelihatan cukup baik dan ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pengunjung yang datang ke museum maupun dari jumlah follower yang mengikuti di media sosial Genta Bangsa.
Indonesia merupakan negara ke empat terbesar didunia pengguna media sosial dimana 60 persen pengguna adalah kaum milenial yang haus akan informasi dalam memenuhi kebutuhannya di jaman yang sudah makin maju peradaban teknologi informatika kini.
Perubahan trend informasi ke dalam dunia digital ini, mau tidak mau harus disikapi sebagai sebuah cara Pusjarah membuat strategi baru.
Bagaimana menyisipkan pesan moral yang baik dan benar dalam menyikapi perubahan trend yang semakin dibutuhkan untuk mensiasati secara kreatif.
Tentunya, agar generasi muda bangsa tetap memiliki rasa nasionalisme yang tinggi akan negerinya lewat pesan berguna dari sejarah yang kita miliki.
Lewat pesan kreatif di dunia cyberspace inilah cara efektif bagaimana menyuarakan pesan Genta bangsa ini tertular sesuai dengan mindset yang mereka miliki.
Melalui pendekatan psikologis lewat audio visual kekinian, baik bahasa, polah dan kebiasaan yang mereka lakukan dalam alam nyata yang sesungguhnya.
Prantara Santosa mengaku ingin menanamkan pemikiran ke anak bangsa, agar muncul kesadaran (awareness) lewat berbagai kejadian dan aktifitas nyata yang terjadi sehari harinya.
“Seperti ucapan Presiden RI pertama Soekarno, Bangsa yang besar adalah bangsa yang tidak melupakan sejarah dan menghargai jasa-jasa para pahlawannya. Untuk itu terus kita tanamkan pada generasi penerus tetap mencintai sejarah dan mengisi kemerdekaan bangsa dengan hal hal yang positif dan baik,” ucap Prantara.
Sejak mendapat mengemban tugas sebagai Kapusjarah TNI, Prantara Santosa mulai memikirkan secara maksimal bagaimana sejarah penting bangsa di kenal dan dipahami oleh kalangan generasi penerus bangsa khususnya para milenial.
Area museum Satria Mandala pun dibangun dan direnovasi berbagai fasililitas.
Agar pengunjung menjadi nyaman dan betah sekaligus untuk menampung kreatifitas berbagai elemen kaum muda milenial, dalam mewujudkan dan menyalurkan kreatifitasnya di berbagai bidang terutama seni dan budaya.
Cafe Genta di area Museum Satria Mandala dan fasilitas fasilitas lain yang dibangun bertujuan mewujudkan dan menampung kreatifitas kaum muda.
Salah satu bentuk langkah Pusjarah merangkul milenial, adalah memfasilitasi grup band Elkasih yang sedang viral dalam pemberitaan media online dalam proses pembuatan hingga launching.
Seluruh aktifitas mulai dari pembuatan Video musik/Klip, hingga launching video klip difasilitasi Pusjarah dan dilakukan di area Museum Satria Mandala.
(Beng Aryanto)
Brigjen TNI Prantara Santosa selaku Kapusjarah TNI memberi kata sambutan saat acara Peluncuran Video Klip Terbaru Elkasih di Cafe Genta dengan tetap mengingatkan akan pentingnya protokol kesehatan disituasi Pandemik /Foto :Ist
baca juga: majalah MATRA edisi terbaru — klik ini