beritaenam.com, Jakarta – Penumpang TransJakarta merosot jauh saat kerusuhan 21 hingga 22 Mei kemarin. Biasanya, penumpang TransJakarta mencapai 800 ribu orang perhari, akibat kejadian tersebut penumpang TransJakarta hanya sekitar 500 penumpang per hari.
Bila dikonversi dalam rupiah, kerugian PT TransJakarta mencapai Rp8 miliar. Kerugian itu terhitung sejak tanggal 21 hingga 27 Mei 2019.
“Sekitar Rp8 miliar hilangnya potensi pendapatan akibat turunnya jumlah pelanggan,” kata Dirut PT TransJakarta Agung Wicaksono di Cikini, Jakarta Pusat, Selasa, 28 Mei 2019.
Pada 21 Mei 2019, penumpang TransJakarta hanya sekitar 720 ribu yang biasanya 800 ribu. Angka itu terus merosot saat aksi 22 Mei.
Saat hari itu, jumlah penumpang perusahaan plat merah itu hanya sekitar 524.554 orang. Di tanggal 23 Mei, penumpang TransJakarta mengalami kenaikan menjadi 618.062 orang dan naik lagi menjadi 681.554 orang pada 24 Mei.
“Tanggal 27 Mei kemarin jumlah pelanggan pulih kembali,” ucap Agung.
Sementara kerugian PT TransJakarta atas kerusakan halte hanya sebesar Rp3,2 juta. Sebelumnya, massa menggelar aksi di depan kantor Bawaslu RI, Jakarta Pusat pada 21 hingga 22 Mei 2019.
Aksi 21-22 pecah setelah ada seruan dari kubu Prabowo-Sandiaga untuk melakukan ‘People Power’. Gerakan ini untuk menentang hasil putusan Komisi Pemilihan Umum.
Dari kerusuhan tersebut sebanyak tujuh orang meninggal dan sekitar 200-an orang luka. Kerusuhan ini terjadi mulai Selasa, 21 Mei 2019 dini hari.
Massa menolak membubarkan diri. Polisi pun membubarkan massa dengan gas air mata. Namun, massa justru memberontak dengan melemparkan batu, bambu, botol ke arah polisi.
Tak cukup di MH Thamrin, kerusuhan meluas hingga jalan Jati Baru Raya, Petamburan, dan wisma Polri. Sejumlah bus dan kendaraan polisi hangus dibakar perusuh.