Beritaenam.com – Kalau kamu masih ingat Presiden Joko Widodo pernah melempar wacana tentang bisnis racun kalajengking, di Kuba hal tersebut sudah menjadi hal lumrah. Racun kalajengking banyak dicari karena jadi pengobatan alternatif yang populer.
Seorang petani bernama Pepe Casanas (78) misalnya setiap sebulan sekali menyempatkan diri mencari kalajengking liar. Ia mengaku bahwa sengatan kalajengking dapat membantunya mengatasi penyakit rematik yang sudah bertahun-tahun diidap.
“Saya taruh (kalajengking -red) di tempat yang terasa nyeri. Sakitnya hanya sebentar saja lalu lama-lama hilang dan tidak terasa nyeri lagi,” kata Pepe seperti dikutip dari Reuters, Senin (17/12/2018).
Dalam skala lebih besar, perusahaan farmasi Kuba bernama Labiofam bahkan sudah memanen racun kalajengking dan menciptakan obat tradisional Vidatox sejak tahun 2011. Obat dibuat dengan mencampurkan racun dengan air.
Ketua laboratorium Labiofam Dr Fabio Linares mengatakan bahwa obat dari racun kalajengking bekerja dengan cara menstimulasi sistem pertahanan alami tubuh.
Karena alasan itu Labiofam tetap merekomendasikan produknya sebagai terapi pelengkap bukan pengganti terapi medis konvensional.
Setidaknya ada 6.000 ekor kalajengking yang dipelihara oleh Labiofam. Kalajengking dipanen dengan cara menyetrumnya dengan listrik tegangan rendah.
Di dunia medis memang ada penelitian yang melihat racun kalajengking dapat melawan tumor serta meredakan radang hingga nyeri.
Namun demikian beberapa ahli onkologi mengatakan perlu studi lebih jauh untuk benar-benar memastikan klaim tersebut.