Beritaenam.com — Situasi dunia di tengah serbuan Virus Corona dan dampak ekonominya (sekarang dan nanti), membuat kita perlu refleksi diri.
1. Leader
Dalam situasi krisis harus mulai dengan asumsi bahwa problem is worse than it appears. Sehingga langkah mengatasinya dan plan A, B, C, D nya kuat.
Bukan untuk menjadi pesimis dan negative thinking, tapi realistis dan berhitung dengan cermat, sehingga aksinya jadi cepat dan tepat. Jangan menyepelekan sesuatu ketika krisis datang.
2. Be Transparent. Candid.
Masalah harus diketahui dengan jelas dan disampaikan kepada followers/team-nya dengan transparan.
Tidak terjadi panik kalau masalah disampaikan dengan kejelasan langkah-langkah yang akan dilakukan untuk mengatasinya.
3. Show that we are the one who set the tone.
Ketika krisis datang, Leader harus muncul, show up!..
Tidak bisa di belakang layar dan meminta orang lain yang memimpin. Team penanganan bisa dan boleh dibentuk, tapi yang tampil dan berkomunikasi dengan followersnya haruslah leader itu sendiri.
4. Act with humility.
Selalu siap belajar dan mendengarkan masukan. Jangan khawatir terlalu banyak mendengarkan nanti bingung mengambil keputusan.
Leader yang baik pada akhirnya akan bisa memilah masukan dan kemudian memutuskan.
5. Lead with focus.
Ambil keputusan, walaupun tidak populis. Komunikasikan rasionalitasnya. Eksekusi dengan tingkat monitoring yang tinggi. Selalu akan ada orang yg tidak senang, that’s ok…we cannot satisfy everybody, but it is our job to navigate the ship through the danger.
6. Be Creative
Dalam langkah-langkah mencari solusi. Hard time biasanya memberikan kemampuan think of the unthinkable. Pergunakan itu.
Jangan jadikan doa dan harapan sebagai strategi. Doa perlu selalu dilakukan, harapan harus selalu dihidupkan, tapi itu bukan strategi mengatasi krisis.
7. Have resiliency
Daya tahan dalam mengatasi krisis. Hantaman akan selalu datang dari kiri dan kanan. Fokus saja terhadap langkah yang dilakukan. Buang jauh jaim baper, dan blaming others. Saat krisis tidak ada waktu untuk itu.