Beritaenam.com, Jakarta – Ketua Umum PPP, M Romahurmuziy mengatakan kubu Prabowo Subianto saat ini tak lagi memakai strategi sama menyebarkan hoaks melalui tabloid Obor Rakyat ketika Pilpres 2014. Dia menuding yang bikin hoaks malah para petinggi-petingginya.
“Pak Prabowo sendiri saja sudah banyak hoaks yang disampaikan gak perlu tim nya. Seperti Indonesia bubar 2030 kan itu hoaks orang adanya dari novel, Ratna Sarumpaet dipukuli kan itu yang jumpa pers Amien Rais ya kan tokoh-tokohnya langsung,” ujar Rommy usai pembekalan Direktorat Hukum Tim Kampanye Jokowi-Ma’ruf se-Indonesia di Hotel Acacia, Jakarta Pusat, Jumat (15/12) malam.
Rommy, yang pernah menjadi bagian tim pemenangan Prabowo-Hatta pada 2014, mengungkap strategi hoaks lewat Obor Rakyat berasal dari simpatisan. Meski didanai oleh sejumlah orang yang diduga masih berada dekat dengan Prabowo.
“Jadi ini sudah menunjukkan penurunan kualitas manuver mereka karena dulu kan yang turun kroco-kroco sekarang sudah bos-bosnya langsung yang turun,” sambungannya, seperti dilansir dari merdeka.com
Anggota Dewan Penasehat Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf itu menyebut ada perubahan medium penyebaran hoaks oleh kubu Prabowo. Model Obor Rakyat tak lagi bakal dimasifkan.
Rommy menduga permainan hoaks bakal ramai di media sosial. Sebab, Prabowo tak lagi memiliki pendanaan yang kuat seperti pada 2014.
“Saya lihat perubahan medium ini karena logistik mereka yang pas-pasan jadi mereka tidak lagi bisa menebarkan medium yang sifatnya fisik padahal separo masyarakat kita belum terhubung internet,” tuturnya.
Rommy menegaskan isu komunis, anti Islam dan antek asing adalah isu pesanan yang sengaja dibuat untuk menyudutkan Jokowi pada Pilpres 2014 lalu. Isu-isu seperti demikian menjadi perhatian Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf.
Saat pembekalan kepada tim advokasi, Rommy meminta untuk melakukan langkah preventif terhadap penyebaran isu tersebut. Seperti menempuh jalur hukum. Pantauan tim di lapangan, kata Rommy kubu Prabowo belum bergerak menyebarkan cara-cara serupa dengan Obor Rakyat.
Rommy menilai persepsi masyarakat akan isu komunis ini tinggal dua persen. Khusus di Jawa Barat masih beberapa daerah percaya akan Jokowi anti Islam dan PKI.
Cara mengkonter isu tersebut adalah dengan menemui para kiai dan ulama secara langsung untuk meluruskan kebohongan yang terlanjur dipercaya. Wilayah belum terjamah dan masih percaya isu Jokowi anti Islam adalah Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Sukabumi.
“Tetapi relatif daerah Priangan, Pantura Jawa Barat semua sudah,” imbuh Rommy.
Pada 2014 lalu, Jokowi diterpa kabar bohong mulai dari antek asing, anggota PKI, dan keturunan Tionghoa.
Kebohongan itu dimasifkan lewat tabloid bertajuk Obor Rakyat yang disebarluaskan ke masjid dan pesantren. Setyardi dan Darmawan, pimpinan tabloid tersebut saat ini tengah menjalani hukuman.