Beritaenam.com, Jakarta – Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) tercatat mulai meninggalkan level Rp 14.900an. Ini terjadi karena tekanan dolar AS kepada rupiah mulai mereda.
Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan penguatan ini terjadi karena pemerintah dan BI sudah melakukan langkah konkret untuk menurunkan defisit transaksi berjalan.
“Ini karunia Allah untuk kita, rupiahnya stabil dan menguat,” kata Perry di Gedung BI, Jakarta Pusat, Jumat (7/9/2018).
Dia menjelaskan pemerintah juga melakukan sejumlah langkah untuk upaya stabilisasi nilai tukar rupiah.
Saat ini kebijakan B20 sudah diimplementasikan, kemudian Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati juga sudah mengumumkan pembatasan barang impor.
Lalu sejumlah langkah terkait pariwisata sudah dilakukan. “Karena hal-hal itu akan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah ke depan,” ujar Perry.
Perry menambahkan BI mengapresiasi pengusaha yang mempunyai hasil devisa dan valuta asing untuk menjual valasnya. Hal ini disebut akan menambah pasokan valas di pasar.
“Di pasar dua hari ini supply demand berlangsung baik, ini adalah bagian penting mengenai nilai tukar yang stabil,” jelas dia.
Kemudian, langkah ketiga, BI terus memfokuskan diri untuk menjaga nilai tukar rupiah dengan sejumlah langkah yang dilakukan.
Saat ini dengan bertambahnya supply dan mekanisme pasar yang makin kuat di pasar diharapkan bisa terus mendorong penguatan nilai tukar rupiah.
Dari data Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) dolar AS tercatat Rp 14.884 dari hari sebelumnya Rp 14.891. Kemudian dari data perdagangan Reuters dolar AS tercatat Rp 14.890.