beritaenam.com, Jakarta – Sandiaga Uno mengapresiasi Menteri Keuangan Sri Mulyani yang mendapat predikat Menteri Keuangan terbaik se-Asia Pasifik tahun 2019 versi majalah keuangan FinanceAsia.
Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin menyindir anggota Dewan Pengarah Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Fadli Zon, mengapa?
Bermula dari cuitan Fadli Zon di twitter yang menyerang Sri Mulyani, menurut Fadli gelar Menkeu terbaik se-Asia itu tidak pantas diberikan kepada Sri.
Namun, hal ini berbanding terbalik dengan Sandiaga yang justru memberi apresiasi, bahkan melirik Sri masuk ke dalam kabinet Prabowo-Sandi jika terpilih di pilpres mendatang.
“Fadli Zon selalu bersikap apriori terhadap Sri Mulyani dan selalu nyinyir, ada apakah gerangan? Apalagi kebiasaannya bawa-bawa nama rakyat, emangnya Fadli Zon tahu tentang keinginan dari 265 juta rakyat Indonesia?” kata anggota TKN, Inas Nasrullah Zubir kepada wartawan, Sabtu (6/4/2019).
Dia bahkan menyebut perbedaan pandangan antara Sandi dan Fadli itu lantaran adanya persaingan antara mereka. Inas menduga hubungan Sandi dan Fadli tidak akur.
“Sikap Fadli Zon ternyata disambut terbalik oleh Sandiaga Uno, yang justru mengapresiasi penghargaan yang diterima Sri Mulyani, sehingga menimbulkan kesan bahwa ada persaingan antara Sandiaga Uno dengan Fadli Zon! Karena bisa saja terjadi adanya kecemburuan dari Fadli Zon sebagai kader senior di partai Gerindra kepada Sandiaga Uno yang bukan lain adalah kader baru di Gerindra, karena sesungguhnya masyarakat juga tahu bahwa Fadli Zon kalah pamor dari Sandiaga Uno,” ujar dia.
“Apalagi Sandiaga dengan sengaja memanas-manasi Fadli Zon dengan mengatakan bahwa konsep pemerintahan Prabowo Sandi sangat kuat dan cocok dengan Sri Mulyani, hal ini semakin membuat Fadli Zon begitu kecil dimata Sandiaga Uno,” imbuhnya, seperti dilansir dari detik.com
Sementara itu, Wakil Ketua TKN, Abdul Kadir Karding meminta Sandiaga tidak berandai-andai memasukkan Sri ke dalam kabinetnya.
Menurutnya pernyataan Sandi yang seakan-akan menginginkan Sri di kabinet itu karena ingin mengejar suara kelompok menengah yang saat ini dinilainya Jokowi masih unggul.
“Mau lirik gimana? Wong jadi aja jauh, Saya kira itu upaya aja untuk mempengaruhi kelompok-kelompok menegah yang menganggap BU Sri Mulyani figur yang cerdas, memiliki kemampuan diatas rata-rata sehingga dikelola secara politik oleh Mas Sandi,” ujar Karding
Tak hanya itu, dia menilai Prabowo-Sandi kemungkinan tak akan menang di pilpres karena sulit mengejar suara Jokowi saat ini. Hal ini dikatakannya lantaran dalam hasil survei Prabowo-Sandi suaranya tertinggal oleh Jokowi-Ma’ruf.
“Mas sandi akan habis dilirik aja, karena insya Allah Mas Sandi nggak akan pernah jadi, karena surveinya terlalu jauh. Jadi menurut saya itu adalah cara politik untuk pengaruhi persepsi publik, sekali lagi kalau lihat survei ya masih dilirik lah artinya udah stop mampunya hanya sebatas melirik lah, bukannya mendahului Allah tapi saya kira nggak akan jadi wapres atau presiden,” tutur Karding.
Sebelumnya, Sandiaga mengapresiasi penghargaan yang diterima Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan terbaik se-Asia Pasifik tahun 2019 versi majalah keuangan FinanceAsia.
Menurutnya, hal itu selaras dengan konsep pemerintahan yang diusung Prabowo-Sandi jika menang dalam Pilpres tanggal 17 April 2019.
“Bu Sri memiliki keharusan untuk punya pemerintahan yang kuat dengan kepemimpinan yang tegas. Bu Sri akan jauh lebih cemerlang bersama Prabowo-Sandi, karena kami jelas akan mereformasi secara struktural, dan itu dibutuhkan pemerintah yang kuat dengan kepemimpinan yang tegas,” tutur Sandi
Sementara Fadli menilai Sri Mulyani hanya sebagai menteri keuangan terbaik di mata asing bukan di mata masyarakat Indonesia. Sindiran itu diutarakannya melalui akun twiternya @fadlizon.
“Terbaik di mata asing, bukan di mata rakyat Indonesia. Ia telah membuat tuannya senang makanya diganjar hadiah. Bu, hadiah terbaik adalah dr rakyat, yaitu bisa tersenyum dg keadaan. Ekonomi sulit rakyat makin menderita,” cuit Fadli Zon seperti dilihat, Jumat (5/4).