Beritaenam.com, Jakarta – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) Said Aqil Siroj mengatakan warga NU tidak berani untuk melangkahi makam karena menurut Said, tidak sesuai etika.
Pernyataan Said tersebut menanggapi tindakan calon wakil presiden nomor urut 02 Sandiaga Uno saat berziarah ke makam Kiai Bisri Syansuri di Denanyar, Jombang, Jawa Timur.
Dalam video yang diunggah akun @candramalik, Sandi terlihat melangkahi makam kiai Bisri yang merupakan pendiri Ponpes Denanyar Jombang.
“Kalau warga NU tidak berani sama sekali bahasanya takut kualat, ” ujar Said Aqil di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, Senin (12/11).
Said sendiri mengaku tidak berani melangkahi makam.
“Tidak berani, bukan karena politik (di luar konteks politik), ya saya saja tidak berani,” ujarnya.
Ketua PBNU bidang Hukum, HAM, dan Perundang-undangan Robikin Emhas menjelaskan bahwa secara syariat, Islam tidak mengatur ihwal melangkahi makam seseorang. Hanya saja secara akhlak dan adab hal tersebut tidak benarkan.
“Di luar konteks politiknya, Islam itu selain akidah dan syariat adalah soal akhlak… termasuk juga dalam memperlakukan orang meninggal dunia juga harus ada akhlak,” ujar Robikin
“Syariatnya jelas kalau muslim ya dimandikan dikafani disalati, dikubur, itu syariatnya. Ya akhlaknya, adabnya termasuk ketika sudah di kuburan ya tidak diperlakukan dengan tidak sepatutnya. itu soal adab,” ujar Robikin.
Dalam video yang tersebar ke publik terlihat Sandi tengah menaburkan bunga di atas makam. Sandi yang mengenakan baju koko berwarna krem dan sarung hijau itu kemudian melangkah di atas makam kiai Bisri untuk menaburkan bunga di kuburan yang berada di sebelahnya.
Dilansir dari CNN Indonesia, tindakan Sandi melangkahi makam tersebut menuai pergunjingan publik. Sandiaga telah menyampaikan permohonan maaf karena melangkahi makam KH Bisri Syansuri.
Juru Bicara Prabowo-Sandi, Andre Rosiade menyatakan tidak ada niat buruk apapun dari Sandi melangkahi makam tersebut. Dia justru menganggap bahwa tersebarnya video itu bagian dari kampanye hitam atau black campaign.