Beritaenam.com, Jakarta – Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) akhirnya angkat bicara terkait panas-dingin hubungan partainya dengan sekutunya, Partai Gerindra. SBY mengaku terpaksa menanggapi polemik yang berawal dari pernyataan Sekjen Gerindra Ahmad Muzani yang menyinggung ‘janji kampanye SBY’.
“Sebenarnya saya tak harus tanggapi pernyataan Sekjen Gerindra. Namun, karena nadanya tak baik & terus digoreng, terpaksa saya respons *SBY*,” tulis SBY melalui akun Twitter-nya, Kamis (15/11/2018).
SBY menyayangkan pernyataan Muzani yang terkesan ‘bernada sumbang’. Menurutnya, tak seharusnya koalisinya itu menuding dan menyalahkan pihak lain.
“Daripada menuding & menyalahkan pihak lain, lebih baik mawas diri. Mengeluarkan pernyataan politik yg “sembrono”, justru merugikan *SBY*,” katanya.
Presiden RI ke-6 itu juga menyayangkan soal ‘janji kampanye’ yang disinggung Muzani. Sebab, dari pengalamannya maju dua kali pada Pilpres 2004 dan 2009, ia tak pernah memaksa ketum partai lain yang mengusung untuk mengkampanyekan dirinya saat itu.
“Saya pernah 2 kali jadi Calon Presiden. Saya tak pernah menyalahkan & memaksa Ketum partai-partai pendukung utk kampanyekan saya *SBY*,” ujar SBY.
SBY kemudian menyinggung, dalam pilpres, yang paling menentukan adalah calon presidennya. Capres haruslah memiliki narasi dan gaya kampanye yang tepat.
“Dlm pilpres, yang paling menentukan ‘Capres-nya’. Capres adalah ‘super star’. Capres mesti miliki narasi & gaya kampanye yang tepat *SBY*,” katanya.
“Saat ini rakyat ingin dengar dari Capres apa solusi, kebijakan & program yang akan dijalankan untuk Indonesia 5 tahun ke depan *SBY*,” sambung SBY.
SBY pun meminta semua pihak introspeksi diri.
“Kalau ‘jabaran visi-misi’ itu tak muncul, bukan hanya rakyat yang bingung, para pendukung pun juga demikian. Sebaiknya semua introspeksi *SBY*,” ujar SBY.
Di sisi lain, SBY menegaskan, tak ada satu pun parpol yang tak memiliki capres dalam pilpres kali ini yang tidak mengutamakan partainya. Dia juga meminta para kadernya tak gusar.
“Terakhir, saya pikir tak ada satu pun partai politik (yang tak punya capres dalam pemilu serentak ini) yang tak utamakan partainya *SBY*,” katanya.
“Kalau Partai Demokrat yang terus diributin, para kader Demokrat tak perlu gusar & kecil hati. Go on. Kita tak pernah ganggu partai lain *SBY*,” imbuh SBY, seperti dilansir dari detik.com
Sebelumnya, Partai Gerindra berbicara tentang hubungan partainya dengan Partai Demokrat (PD), khususnya Ketua Umum Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Gerindra mengungkit janji SBY untuk mengkampanyekan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno pada Pilpres 2019.
“Sejauh ini hubungannya baik Pak Prabowo dan Pak SBY. Pak SBY juga berjanji akan melakukan kampanye untuk Prabowo dan Sandi, walaupun sampai sekarang belum terjadi,” ujar Sekjen Gerindra Ahmad Muzani di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Selasa (13/11).
Janji SBY yang disinggung Muzani itu kemudian berbuntut panjang. Demokrat balas menagih janji Prabowo kepada ketumnya, SBY.
“Memang SBY menjanjikan kampanye untuk Prabowo, tetapi silakan ditanya ke Pak Prabowo berapa janji yang belum dipenuhi ke Demokrat dan SBY,” kata Andi Arief di akun Twitter-nya, Rabu (14/11).
Cawapres Prabowo, Sandiaga Uno, kemudian angkat suara. Menurut Sandiaga, yang dijanjikan ke Demokrat adalah kampanye bersama.
“Mungkin saya hadir dalam pertemuan antara SBY, AHY, dan Prabowo bahwa kami berjanji berkampanye sama-sama, sama-sama membesarkan,” kata Sandiaga saat dimintai konfirmasi di Grand Galaxy Park, Bekasi, Kamis (15/11/2018).