Beritaenam.com – Putra jurnalis yang terbunuh Jamal Khashoggi, Salah meninggalkan Arab Saudi dan tiba di Amerika Serikat (AS). Salah sebelumnya dikabarkan sempat tidak bisa meninggalkan Arab Saudi.
Dilansir dari CNN, Jumat (26/10/2018), Salah yang berkewarganegaraan ganda Arab Saudi-AS itu sebelumnya tidak dapat meninggalkan Arab Saudi setelah paspornya dibatasi oleh kerajaan beberapa bulan lalu.
Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri mengatakan Sekretaris Negara (AS) Mike Pompeo mendesak Arab Saudi untuk membebaskan Salah Khashoggi.
Wakil Juru Bicara Robert Palladino mengatakan AS senang bahwa akhirnya Salah diizinkan meninggalkan negara itu.
Salah Khashoggi adalah putra tertua dari kolumnis The Washington Post yang kini diakui oleh para pejabat Arab Saudi tewas dalam pembunuhan yang dilakukan oleh pasukan pria yang memiliki hubungan dekat dengan Putra Mahkota negara itu, yakni Mohammad bin Salman.
Awalnya, Arab Saudi menyangkal semua informasi tentang hilangnya Khashoggi di dalam konsulat mereka di Istanbul, Turki.
Namun, para pejabat Arab Saudi kemudian mengumumkan bahwa mereka telah mengidentifikasi 18 orang yang terlibat dalam operasi yang menewaskan Khashoggi itu. Buntutnya, Departemen Luar Negeri Arab Saudi mengumumkan pembekuan visa bagi 21 warganya.
Sebelumnya, pada hari Selasa (23/10), Putra Mahkota Mohammad bin Salman dan ayahnya Raja Salman berjabat tangan dengan Salah Khashoggi yang berwajah lebih muda dalam sebuah pertemuan di Riyadh.
Para pejabat mengatakan kepada CNN, sangat tidak mungkin bahwa operasi melawan pembangkang dan pengkritik Saudi bisa terjadi tanpa kesadaran putra mahkota, yang mengontrol aparat keamanan negara.
Sementara itu, Direktur CIA Gina Haspel, yang melakukan perjalanan ke Turki pada Selasa (23/10) untuk berkonsultasi dengan para pejabat di sana, memberi penjelasan kepada Presiden Donald Trump Kamis tentang penyelidikan Turki atas kematian Khashoggi.
Menurut The Washington Post, Haspel mendengar audio dalam kepemilikan Turki yang konon dari pembunuhan 2 Oktober oleh Khashoggi.
Palladino menegaskan bahwa Pompeo menghadiri pengarahan Haspel di Gedung Putih, tetapi tidak akan mengkonfirmasi apakah dia mendengar audio atau melihat video yang diklaim dimiliki oleh pejabat Turki.