Renungan Ulang Tahun
Itu riset paling lama dunia akademik yang kita kenal. Penyelenggaranya Harvard University. Kesimpulannya juga mencengangkan.
Lamanya riset sekitar 80 tahun. Dikerjakan sejak era the Great Depression tahun 1938. Diumumkan hasil riset tahun 2018.
Hasil riset: sila pertama kebahagiaan, yang membuat kita bahagia, bukanlah kekayaan. Bukanlah tinggi pendidikan. Bukanlah kekuasaan dan luasnya pengaruh. Bukanlah kecerdasan.
Bahkan bukan pula agama yang dipeluk. Bukan gender, kebangsaan, warna kulit.
Pertama- tama yang membuat kita bahagia adalah memiliki hubungan personal yang hangat dan akrab. Yaitu kehangatan dalam berbagai lingkungan: keluarga, sahabat, komunitas.
Secara umum, hubungan yang saling membagi kasih itulah sumber utama bahagia, baik dengan Ayah, Ibu, istri, anak, kekasih, teman, saudara, kolega.
Saya mengamini hasil riset itu. Saya menyetujuinya karena mencicipinya sendiri.
Terutama di tanggal 4 Januari, hari ultah saya, kehangatan hubungan personal itu semakin terasa.
Ekspresi kasih sayang datang bertubi.
Bahkan dari mereka yang selama ini berseberangan soal politik dan paham agama. Tali batin hubungan pribadi ternyata lebih dalam terbina.
Di hari ulang tahun, terutama di japri, ekspresi kasih sayang: mulai dari berbentuk doa, hingga sapa, teks, foto dan video, berdatangan.
Pernah pula saya mendapatkan hadiah buku kumpulan tulisan para sahabat soal kiprah saya sebagai pribadi, penulis, aktivis.
Ada yang sudah bersahabat 37 tahun lalu sejak masa mahasiswa. Ada yang bahkan sejak sekolah dasar.
58 tahun sudah usia. Beberapa teman melukiskan perjalanan hidup saya yang hijrah berkali- kali, dengan kiasan bernegosiasi dengan takdir.
Ekspresi itu disampaikan dalam Video. Ini semacam biografi singkat, atau ideografi karena lebih banyak berkisah soal perjalanan gagasan.
Video perjalanan hidup saya: NEGOSIASI DENGAN TAKDIR, dapat diklik di sini.
Terima kasih, sahabat.
4 Januari 2021