beritaenam.com, Jakarta – Politikus Golar Nusron Wahid mempersoalkan jawaban Waketum Gerindra Fadli Zon yang menyebut sosok ‘kau’ dalam puisi ‘Doa yang Ditukar’ adalah ‘makelar doa’. Menurut Nusron, Fadli sama saja menganggap KH Maimun Zubair (Mbah Moen) bisa digerakkan oleh makelar.
“Kalau yang dimaksud ‘kau’ adalah makelar doa. Ini juga zalim. Seakan-akan doanya Mbah Moen bisa dimakelarin. Jangan samakan diri Fadli Zon yang biasa dimakelarin orang, dengan Kiai Maimoen,” ujar Nusron dalam kepada wartawan, Sabtu (9/2/2019).
Nusron mengingatkan Mbah Moen saat ini merupakan kiai paling sepuh di Nahdlatul Ulama (NU). Dia menilai Fadli telah merendahkan integritas dan kepribadian Mbah Moen.
“Karena menganggap bahwa doanya beliau (Mbah Moen) bisa digerakkan oleh makelar, sungguh merendahkan integritas dan kepribadian beliau. Tidak bisa memuliakan guru,” ujar Nusron.
Menurut Nusron, sikap Fadli ini seperti memperlihatkan sikap kubu Prabowo Subiato dalam memandang ulama. Dia curiga jangan-jangan kubu capres nomor urut 02 itu juga memakai makelar ulama.
“Jangan-jangan mereka selama ini pakai makelar ulama, kok nuduh ada makelar doa, di balik revisi doa Kiai Maimoen. Semakin jelas makin ke sini, siapa yang menghormati ulama beneran, siapa yang selama ini hanya memakai ulama yang dianggap cocok saja. Sudah ketahuan. Saya yakin warga NU, santri dan akhlak ahlussunah wal jamaah, tidak seperti Fadli Zon,” jelasnya.
Nusron sebetulnya mengakui Fadli sebagai seorang seniman. Namun, sebut dia, seniman juga harus menghormati ulama.
“Seharusnya dia (Fadli) tabayun dan tanya, jangan malah membuat parodi dan puisi. Seniman ya seniman. Apa kalau seniman terus bebas adab?” ucap Nusron.
Nusron menduga sosok ‘makelar doa’ yang dimaksud Fadli adalah Ketum PPP Romahurmuziy alias Rommy. Meski demikian, Nusron menegaskan Mbah Moen tak mungkin tunduk kepada Rommy.
“Kalaulah yang disebut makelar itu Romahurmuziy, memang Kiai Maimun bisa disetir sama Rommy? Yang ada Rommy yang tunduk dan ikut perintah Mbah Maimun. Ngawur itu kalau punya pandangan begitu. Mbah Moen itu ulama yang merdeka. Kalau beliau salah ya menyampaikan salah,” tegasnya, seperti dikutip dari detik.com
Sebelumnya, dalam puisi ‘Doa yang Ditukar’, Fadli menyebut doa yang ‘direvisi’. Dia bilang hal itu sebagai pertunjukan yang gagal.
“Doa sakral. Kenapa kau tukar. Direvisi sang bandar. Dibisiki kacung makelar. Skenario berantakan bubar. Pertunjukan dagelan vulgar,” begitu penggalan isi puisi Fadli.
Sejumlah pihak, salah satunya Menteri Agama Lukman Hakim Saifuddin, mempertanyakan soal siapa sosok ‘kau’ dalam puisi itu. Fadli memberi penjelasan lewat akun Twitter-nya, @fadlizon, seperti dilihat detikcom, Selasa (5/2).
“Pak Lukman yb, jelas sekali bukan. Itu itu penguasa n makelar doa,” tulis Fadli.