Beritaenam.com, Jakarta – Ketua Tim Kampanye Nasional Jokowi-Ma’ruf Erick Thohir menilai ucapan Presiden Joko Widodo soal politik sontoloyo bukan bentuk kegeraman. Menurutnya, Jokowi ingin menyampaikan perasaannya yang kerap kali diterpa isu hoaks PKI, anti islam dan pendukung asing.
“Dia bukan geram, dia kan orangnya sangat sabar dan pasti gini loh, ketika isu PKI diangkat, berapa tahun dia harus dizalimi dibilang PKI. Ini contoh berapa tahun dia dizalimin dibilang anti Islam, berapa tahun dia dizalimin dibilang ini pendukung asing,” kata Erick di kantor Bawaslu, Jakarta Pusat, Kamis (25/10).
Pemilik klub Inter Milan itu menilai Jokowi tidak keceplosan keluar kata ‘sontoloyo’. Dia mengatakan Jokowi ingin masyarakat tidak selalu dibohongi.
“Nah saya rasa kalau dia keceplosan tidaklah, itu posisi dia jelas bahwa memang rakyat jangan selalu dibohongi dan beliau memastikan kepada jubir kami untuk menyesuaikan dengan garis yang dia inginkan,” kata Erick.
Dia mengatakan Jokowi memiliki persepsi yang bagus. Dan itu ingin disamakan dengan para politikus pendukungnya, termasuk arahan Jokowi agar timses menyambangi Bawaslu untuk menyamakan persepsi soal kampanye.
“Karena kita tidak mau berbenturan dengan aturan atau bahkan membingungkan pemilih,” ucapnya.
Sebelumnya, Jokowi geram rencana penganggaran Dana Kelurahan jadi polemik. Dia heran niat baik pemerintah ingin membantu rakyat justru dipolitisasi.
Jokowi mengingatkan rakyat agar hati-hati dengan para politikus. Sebab, ada banyak politikus baik di Tanah Air, namun ada juga politikus sontoloyo.
Di lain kesempatan, Jokowi mengaku keceplosan menyinggung soal politikus sontoloyo.
“Kemarin saya kelepasan, saya sampaikan politikus sontoloyo. Ya itu, jengkel saya. Saya enggak pernah pakai kata-kata seperti itu. Karena sudah jengkel, ya keluar. Saya biasanya ngerem tapi sudah jengkel ya bagaimana,” jelas Jokowi.