Beritaenam.com, Jakarta – Sri Mulyani Indrawati dinobatkan sebagai Menteri Keuangan terbaik Tahun 2018 versi majalah Global Markets. Anugerah ‘Finance Minister of the Year, East Asia Pacific’ ini diberikan atas kiprahnya mempertahankan reputasi keuangan Indonesia di tengah kondisi yang lebih menantang, saat kembali menjabat Menkeu kedua kalinya. Kebijakan Menkeu Sri Mulyani dianggap kredibel dan efektif.
Penghargaan ini diberikan di tengah Pertemuan Tahunan IMF-WBG Bali 2018. Global Markets adalah majalah berita terkemuka di bidang pasar ekonomi internasional yang 30 tahun terakhir telah menjadi salah satu acuan bagi para pelaku dan institusi di sektor ekonomi dan keuangan internasional.
Seperti ditulis oleh Global Markets, Sri Mulyani mendapat tantangan terbesarnya saat datang kembali. Perekonomian Indonesia menawarkan potensi besar tetapi memberikan beban persoalan yang serius bagi Kementerian Keuangan.
Pengumpulan pajak telah lama menjadi masalah di negara ini, tetapi pemerintah juga berjuang untuk membelanjakan uangnya.
“Bagi kami, reformasi di bidang perpajakan bukanlah kemewahan maupun pilihan. Itu adalah keharusan. Kita bersama dengan komunitas global berkomitmen dengan automatic exchange of information (AEOI) dan berkoordinasi dengan negara-negara untuk menghindari BEPS (Base Erotion and Profit Shifting). Kita terus berupaya meningkatkan kepatuhan pembayar pajak di Indonesia. Tidak ada negosiasi,” ujar Sri Mulyani saat menerima penghargaan.
Menurut mantan Direktur Bank Dunia ini, kebijakan fiskal dan anggaran negara yang merupakan dua alat fundamental Kementerian Keuangan untuk mengarahkan pembangunan ekonomi harus dapat dipercaya dan menjadi tulang punggung reformasi kebijakan.
Dengan sinergi dan dukungan berbagai pemangku kepentingan, reformasi fiskal dapat dipertahankan dalam tiga aspek penting dari anggaran negara Indonesia, yaitu pendapatan, pengeluaran dan pembiayaan.
Semua bertujuan untuk membangun anggaran negara yang lebih sehat, penuh kehati-hatian dan lebih produktif.
Menurut Global Markets, Sri Mulyani telah mengatasi dua persoalan, yaitu pengumpulan pajak dan penyerapan anggaran pemerintah.
Pengumpulan pajak tahun lalu (2017) mencapai 91 persen dari target, sebuah lompatan besar, dari pencapaian 83 persen pada dua tahun sebelumnya.
Ini dibantu oleh kebijakan amnesti pajak yang membantu membawa kekayaan Indonesia di luar negeri kembali ke tanah air.
Sementara belanja pemerintah tumbuh sangat cepat dalam tiga tahun sejak 2017, mencapai 21,1 persen dari PDB.
Sedangkan serapan APBN meningkat dari 73 persen pada tahun 2016 menjadi 97 persen pada tahun 2017, level tertinggi dalam enam tahun.
Ia juga berperan untuk mengurangi kemiskinan, isu yang menjadi perhatian besarnya. Tingkat kemiskinan turun 0,6 persen antara September 2016 hingga September 2017, penurunan terbesar dalam lima tahun.
“Kita terus memastikan pengelolaan anggaran yang baik, kredibel, akuntabel dan prudent. Anggaran kita susun untuk mencapai tujuan pembangunan. Pengelolaan anggaran juga dilakukan secara prudent, dan lebih kreatif dalam mencari sumber pembiayaan. Anggaran digunakan untuk memberikan stimulus dan terus berkoordinasi dengan pemerintah daerah agar tidak selalu bergantung pada anggaran pusat. Tantangan kita adalah untuk menjaga akuntabilitas, kehati-hatian dan keberlanjutan anggaran,” kata Sri Mulyani.
Menkeu Sri Mulyani menurut Global Markets, saat ini tengah menghadapi masa sulit, bagaimana mendorong investasi infrastruktur, sementara menjaga keuangan negara tetap stabil.
Karena kebutuhan untuk investasi infrastruktur berarti defisit fiskal yang menyusut, sesuatu yang oleh sebagian besar menteri-menteri keuangan sebenarnya dilihat sebagai noda terhadap keuangan pemerintah.
Dilansir dari Antara, dalam kesempatan itu Menkeu juga menegaskan, terhadap tantangan di tahun depan yang lebih berat seperti nilai tukar, tekanan perang dagang dan sebagainya.
Indonesia akan tunjukan dengan anggaran yang akuntabel, kredibel dan sustainable. Indonesia akan wujudkan dengan peningkatan kualitas sumber daya manusia yang berkesinambungan.
Sebagaimana ditulis Global Markets, ketika Moody meningkatkan Indonesia ke peringkat Baa2 pada bulan April, itu adalah dengan pertimbangan akan ‘kerangka kebijakan yang semakin kredibel dan efektif’.
Ini menurut Global Markets, menggambarkan kekuatan utama Sri Mulyani-‘kredibel’ dan ‘efektif’ adalah kata-kata yang menggambarkannya dengan sempurna.
Sri Mulyani sebelumnya juga telah memperoleh beberapa penghargaan seperti Menteri Keuangan terbaik Asia 2006 oleh Emerging Markets Forum di Sidang Tahunan Bank Dunia dan IMF, Singapura 2006; Menteri Keuangan terbaik 2006 oleh majalah Euromoney; wanita paling berpengaruh ke-23 di dunia versi majalah Forbes 2008, dan terakhir ia dinobatkan sebagai menteri terbaik dunia pada World Government Summit di Dubai, Februari 2018.