beritaenam.com, Jakarta – Korbid Keummatan DPP Partai Golkar TGH Muhammad Zainul Majdi atau Tuan Guru Bajang (TGB) memaparkan alasan-alasan dirinya mendukung Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk memerintah satu periode lagi. Alasan pertama TGB adalah sisi keislaman Jokowi menurutnya jelas.
“Pertama, karena Pak Jokowi adalah seorang muslim yang baik. Panjang sekali perjalanan fitnah kepada beliau. Tapi kalau ke kampung beliau, berjumpa keluarganya, sahabat-sahabatnya, ketika kita datangi ke Solo, kesimpulanya hanya satu, Pak Jokowi adalah seorang muslim yang baik,” kata TGB di acara Deklarasi Jaringan Alumini Indonesia Mesir (JAMI) untuk Capres-Cawapres 01, Hotel Arya Duta, Jakarta Pusat, Sabtu (9/2/2019).
“(Jokowi) lahir dari keluarga muslim yang baik. Pak Jokowi rekam jejak keislamannya jelas,” sambung TGB.
TGB kemudian menyampaikan alasan keduanya berpihak ke Jokowi, yaitu karena melihat perjalanan politik Jokowi yang dari nol dan saat ini menjadi orang nomor satu di Indonesia.
“Kedua, karena Pak Jokowi adalah orang yang berproses. Saya selalu kagum dengan org yang berproses. Pak Jokowi lahir dengan kapasitas pribadi beliau, selain rahmat dari Allah. Menapaki perjalanan yang panjang sekali, rekam jejaknya terbaca,” ujar TGB.
“Beliau berproses dengan proses yang alami, membanting tulang, berlelah-lelah tanpa ada KKN (korupsi, kolusi, nepotisme) sampai beliau diberi kepercayaan dan amanah sebagai pemimpin kita smua. Utk kedua ini, proses bagi saya penting,” imbuh TGB.
Alasan ketiga, lanjut TGB, karena Jokowi telah membuktikan sikap prorakyat. Hal itu diketahuinya dari masyarakat Solo, Jawa Tengah.
“Jauh sebelumnya, ketika jadi walikota, saya juga baru tahu akhir-akhir ini, ketika (Jokowi) jadi walikota dan gubernur, track record beliau adalah yang berpihak kepada rakyat dan kepentingan umat. Saya tanya orang-orang yang ada di Solo,” ucap TGB.
Dia lalu mengaku tak terbiasa mendukung seseorang kecuali yang dinilainya pantas didukung. TGB berpendapat Jokowi pantas untuk diperjuangkan.
“Saya tidak terbiasa mendukung, kecuali saya meyakini ada hal-hal yang pantas atau value. Pas ke Solo, ketika beliau jadi pemimpin, ketika di Solo, Jakarta, tidak ada kebijakan yang menciderai rasa keadilan masyarakat. Lebih spesifiknya tidak ada yang menciderai kepentingan umat,” jelas TGB.