beritaenam.com, Jakarta – Eks Gubernur NTB, TGH Zainul Majdi alias Tuan Guru Bajang (TGB) mempertanyakan pihak-pihak yang masih menghembuskan isu pada zaman Presiden Joko Widodo (Jokowi) terjadi kriminalisasi ulama, salah satunya terhadap Habib Rizieq Syihab.
TGB heran isu kriminalisasi ulama tak muncul pada masa sebelum Jokowi jadi presiden, padahal Habib Rizieq malah sempat dipenjara.
“Di masa sebelum Pak Jokowi, Habib Rizieq tidak hanya ditersangkakan. Bahkan beliau diterdakwakan, diadili, dipenjara. Dan menghabiskan waktu hukuman di penjara sampai beliau bebas. Kenapa pada waktu itu tidak ada yang mengatakan dikriminalisasi ulama,” kata TGB dalam video yang diunggah di YouTube lewat akun TV Media Online seperti dilihat, Rabu (16/1/2019).
TGB mengatakan memang Rizieq pernah jadi tersangka. Namun, Polri kemudian menerbitkan surat perintah penghentian penyidikan (SP3).
“Ada proses hukum lalu SP3. SP3 itu artinya tidak masuk pengadilan apalagi masuk penjara. SP3 itu setop prosesnya,” tuturnya.
Sementara, pada masa sebelumnya, Rizieq pernah dipenjara. TGB kembali bertanya soal objektivitas pihak yang menghembuskan isu kriminalisasi ulama. Dia bertanya apakah pihak tersebut seolah-olah baru terbangun dari tidur panjang seperti ashabul kahfi.
Ashabul kahfi ialah cerita di dalam Alquran soal tujuh pemuda yang tertidur ratusan tahun di dalam gua untuk bersembunyi untuk mempertahankan keimanan dari kejaran pasukan kerajaan.
“Apakah masih tidur seperti ashabul kahfi dan baru sekarang bangun? Ini pertanyaan sederhana,” ucapnya.
“Kemana Anda dulu sewaktu beliau dipenjara? Kenapa Anda tidak mengatakan pemerintahan sebelum Pak Jokowi kriminalisasi ulama? Tidak ada yang bilang begitu. Padahal yang dialami dan diderita Habib Rizieq Syihab itu lebih berat dari sekarang,” sambung alumni Universitas Al-Azhar Mesir ini.
TGB menilai orang yang menghembuskan isu kriminalisasi merupakan orang yang tak suka kepada Jokowi dan ada kepentingan politik. TGB juga meluruskan soal pihak yang suka menghembuskan di masa Jokowi umat Islam serba ditekan dan dipersulit.
“Suara-suara yang menggunakan nama beliau untuk alasan terjadi kriminalisasi ulama, suara-suara itu semata ialah suara yang tidak suka kepada presiden. Karena tidak suka saja. Kalau memang betul ukurannya adalah apa yang menimpa beliau, justru beberapa tahun lalu lebih berat. Tapi dulu tak ada Pak Jokowi masalahnya dan tak ada kepentingan politik,” tutur dia, seperti dikutip dari detik.com
Dia mengajak publik untuk melihat kenyataan. TGB juga mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah mempercayai informasi yang disebarkan lewat media sosial.
“Tidak ada hal yang menunjukkan dengan nyata bahwa ada kriminalisasi. Atau ada upaya untuk meminggirkan umat Islam. Ini saya sampaikan, Bapak-bapak, untuk mengajak kita semua berpikir. Apa yang kita baca di media sosial, itu sebagian besar adalah hoax, bohong. Apalagi yang ajaib-ajaib. Ada katanya surat suara sudah tercoblos, eh ternyata bohong. Satu persatu ketahuan bohong, bohong, bohong, bohong, bohong. Innalillahi wainna ilaihi rajiun,” imbuhnya.