beritaenam.com, Jakarta – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin saling tuding dengan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno mengenai debat perdana capres-cawapres.
Wakil Ketua TKN Jokowi-Ma’ruf, Abdul Kadir Karding buka-bukaan dan menyebut Wakil Ketua BPN Prabowo-Sandi, Priyo Budi Santoso merupakan sosok yang mengusulkan agar tak ada debat.
Awalnya, Karding bercerita soal rapat antara KPU-TKN-BPN yang digelar tertutup. Ia mengaku heran dengan BPN Prabowo-Sandi yang belakangan membocorkan hasil rapat itu ke publik. TKN Jokowi-Ma’ruf, lanjut Karding, tentu tak bisa tinggal diam.
“Beberapa rapat di KPU dinyatakan tertutup. Tapi kami heran kok dibuat framing 02. Pertama, kita tidak setuju dengan (pemaparan) visi misi, lalu kita takut dengan debat, dan ketiga pertanyaan diberitahukan ke paslon itu permintaan kami. Kami sebenarnya menjaga fatsun, tidak ingin membuka yang tertutup. Tapi kami tidak bisa membiarkan narasi yang sengaja di-framing bahwa seluruhnya itu atas kehendak kita,” kata Karding, Senin (7/1/2019).
Karding kemudian menyebut Priyo sebagai orang yang sempat menolak adanya debat capres-cawapres. Menurut Karding, Priyo hanya menginginkan capres-cawapres memaparkan visi dan misi. Namun, usul Priyo ditolak KPU.
“Pertama, jelas bahwa di dalam rapat-rapat itu yang meminta tidak ada debat pertama itu Pak Priyo Budi Santoso. Alasannya, cukup pemaparan visi kemudian kita tak usah saling menyerang. Tapi oleh KPU dijawab bahwa itu tidak mungkin, jadi harus ada debat,” sebutnya.
Politikus PKB itu lanjut berbicara soal panelis debat dan pemaparan visi misi capres-cawapres. Karding mengatakan pemaparan visi misi bahkan merupakan ide dari anggota TKN Jokowi-Ma’ruf, Aria Bima.
“Visi misi sebenarnya kalau mau jujur, awalnya itu usulan Aria Bima. Tapi kedua pihak sepakat untuk men-drop. Jadi kita berharap sebenarnya jangan ada sengaja membocorkan hasil rapat dan di-framing padahal sesungguhnya tidak seperti itu. Itu kan secara politik tentu akan merugikan pihak kami,” kata Karding.
“Jadi kami harapkan bermain politik yang memiliki fatsun. Jadi kalau kami menjawab, ya itu reaksi saja, karena kami tidak memulai sama sekali. Boleh dicek, siapa yang memulai bicara dan melakukan framing,” tegas dia, seperti dilansir dari detik.com
Terkait saling tuding yang terjadi antara TKN Jokowi-Ma’ruf dan BPN Prabowo-Sandi ini, kedua timses sepakat akan menertibkan anggota mereka yang membocorkan hasil rapat dengan KPU.
Hal ini disampaikan anggota TKN Jokowi-Ma’ruf, Aria Bima, saat di kantor KPU, Jakarta, Senin (7/1). Priyo Budi yang juga ada di lokasi disebut turut sepakat dengan penertiban itu.
“Kami sepakat. Mas Priyo nanti juga akan menertibkan, saya pun akan memberikan aturan main. Mana yang masuk ranah publik dan mana yang itu menjadi bagian konsensus kesepakatan kita dalam membangun bernegosiasi,” ujar Aria.