beritaenam.com, Jakarta – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin heran dengan sikap Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno yang terus menuding ada kecurangan pada pemilu 2019. Pasalnya di saat yang sama, BPN juga mengklaim kemenangan.
“02 sudah menyatakan menang katanya dengan 62 persen tapi aneh dan lucunya mereka bersamaan juga mengatakan Pemilu curang, ini kan paradoks, berarti dia menang dengan curang,” kata Direktur Komunikasi Politik TKN Usman Kansong di Posko Cemara, Menteng, Jakarta Pusat, Sabtu, 27 April 2019.
TKN meragukan klaim kemenangan 02. Pasalnya klaim kemenangan 62 persen itu berdasarkan real count internal yang tidak jelas asal usul datanya.
Usman juga mengatakan Pemilu serentak 2019 mendapat apresiasi positif dari dunia internasional. Sebanyak 33 negara sudah menyatakan apresiasinya terhadap pelaksanaan pemilu serentak 2019.
Selain itu, tingkat partisipasi masyarakat pada Pemilu 2019 juga diprediksi sebesar 80,9 persen, melampaui target yang ditetapkan Komisi Pemiliham Umum (KPU) sebesar 77 persen.
“Dengan alasan dan argumen tadi, maka menjadi pertanyaan kalau ada yang mengatakan pemilu itu curang,” ujarnya.
Lebih jauh, Usman menyarankan kepada BPN untuk melapor jika memang memiliki bukti kuat indikasi kecurangan. Bukan hanya membuat statement di media.
“Mekanisme yang berlaku seperti Bawaslu, Polisi dan pihak atau lembaga yang berwenang. Tidak perlulah bikin bikin Pansus segala. Kalau ada sengketa pemilu kan bisa disampaikan ke Mahkamah Konstitusi,” ujar Usman.
Sebelumnya, Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon mengusulkan agar dibentuk Panitia Khusus (Pansus) Pemilu untuk menginvestigasi dugaan kecurangan Pemilu 2019.
“Saya akan mengusulkan (dibentuk pansus), meski ini akhir periode. Kalau misalnya teman-teman itu menyetujui akan bagus untuk evaluasi ke depan,” kata Fadli Zon, di ruangan kerjanya, di Lantai 3 Gedung Nusantara III Komplek Parlemen, Jalan Gatot Subroto, Jakarta, Rabu, 24 April 2019.
Dikatakan politikus Gerindra itu, kecurangan yang terjadi cukup masif. Tidak hanya pasca pemungutan suara, kecurangan bahkan sudah terlihat sebelum pemilu dimulai.