beritaenam.com, Jakarta – Juru bicara Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin, Ace Hasan Syadzily menepis pernyataan Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga yang menyebut hubungan Indonesia dengan Rusia rusak karena pernyataan Jokowi soal propaganda Rusia dengan strategi firehose of falsehood. Dia menyebut hubungan Indonesia dengan Rusia justru semakin baik dan erat.
“Terkait dengan hubungan diplomatik antara Indonesia dan Rusia selama ini berjalan dengan baik. Hubungan persahabatan Indonesia dan Rusia justru semakin erat di era Pak Jokowi, bahkan terakhir pada 14 November 2018, ketika KTT ASEAN 33, Presiden Jokowi bertemu dengan Presiden Putin di Singapura untuk peningkatan kerja sama ekonomi dua negara,” ujar Ace kepada wartawan, Senin (4/2/2019).
Ace juga menilai strategi kampanye ala Bojongkoneng yang diklaim digunakan tim Prabowo-Sandi itu hanya sebuah drama semata. Sebab, dia menilai strategi yang dimainkan Prabowo-Sandi memakai strategi kampanye Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dan Presiden Brazil, Bolsonaro yang menyuplai konsultan asing di dalamnya.
“Drama Bojongkoneng adalah memainkan narasi serba lokal, baik strategi lokal, maupun konsultan lokal. Di era keterbukaan seperti saat ini, sangat mudah untuk melihat jejak dari penggunaan strategi Firehose of Falsehood. Strategi ini jelas menjiplak dari strategi kampanye Donald Trump dan Bolsonaro, melihat kemiripan strategi, maka sulit untuk percaya itu strategi lokal ala Bojongkoneng, dan dilihat dari cara memainkan emosi, maka bisa diindikasi juga bahwa ada penetrasi teknologi dan juga penggunaan Big Data yang disuplai dari konsultan asing,” ucapnya.
Menurut Ace, tim Prabowo-Sandi sengaja mengadu domba Indonesia-Rusia. Dia juga menilai pernyataan Jokowi tentang propaganda Rusia itu tidak mengarah ke negara Rusia itu sendiri, melainkan mengarah pada konsultan asing Rusia.
“BPN Prabowo kembali menggunakan kasus propaganda Rusia sebagai drama beberapa babak. Babak pertama mencoba membenturkan Pak Jokowi dengan Pemerintah Rusia. Caranya dengan menghadap-hadapkan pernyataan Pak Jokowi dengan reaksi Kedubes Rusia, narasi yang dimainkan adalah Pak Jokowi diserang tidak paham tata krama diplomatik, padahal sudah jelas, bahwa dalam pernyataannya, Pak Jokowi tidak mengasosiasikan dengan Rusia sebagai Negara,” katanya.
“Penggunaan metode Rusia tidak ada hubungan dengan pemerintah dan Negara Rusia, kalaupun ada indikasi penggunaan, metode ini juga yang melibatkan konsultan-konsultan asing asal Rusia. Jelas tidak berhubungan dengan pemerintah Rusia,” tegas Ace.
Diberitakan sebelumnya, pada akhir pekan lalu Jokowi sempat kampanye di Jatim dan Jateng. Saat menerima dukungan dari berbagai kelompok, Jokowi menyampaikan pencapaiannya selama memimpin Indonesia hingga menepis berbagai hoax.
Jokowi melemparkan ‘peluru’ pernyataan yang menjadi counter dari serangan yang kerap menimpa pemerintahannya. Ia menyinggung beberapa pernyataan Prabowo yang menjadi kontroversi, dari prediksi Indonesia bubar, Indonesia dikhawatirkan seperti Haiti, hingga hoax Ratna Sarumpaet. Dia juga menyebut ada timses yang menggunakan propaganda Rusia.
“Problemnya adalah ada tim sukses yang menyiapkan propaganda Rusia! Yang setiap saat mengeluarkan semburan-semburan dusta, semburan hoax, ini yang segera harus diluruskan Bapak-Ibu sebagai intelektual,” ucap Jokowi.
Jubir BPN Prabowo-Sandi Dahnil Anzar menilai pernyataan Jokowi soal propaganda yang menyeret negara Rusia berbahaya bagi hubungan diplomatik. Dahnil mempertanyakan apakah Jokowi paham dengan apa yang dikatakannya.
“Saya nggak tahu, itu berbahaya buat hubungan diplomatik kita dan secara tidak langsung Pak Jokowi merusak hubungan diplomatik. Beliau pejabat negara, saya nggak tahu apakah beliau paham atau nggak dengan hal itu,” ujar Dahnil.