beritaenam.com, Jakarta – Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf Amin sependapat dengan guru besar FISIP UI, Prof Arbi Sanit yang menyebut ‘propaganda Rusia’ dipakai untuk mencuci otak masyarakat kelas bawah. TKN menilai strategi itu dipakai kubu Prabowo Subianto-Sandiaga Uno.
“Pendapat Prof Arbi Sanit tentang propaganda Rusia ini sejalan dengan analisis yang selalu saya sampaikan soal firehose of falsehood. Apa yang disampaikan Prabowo-Sandi memiliki kemiripan dengan strategi propaganda ini. Memang tujuannya adalah untuk mempengaruhi pemilih kelas menengah ke bawah yang merupakan pemilih Pak Jokowi. Lihat saja karakter pemilih Pak Jokowi yang menurut survei memang sangat kuat di kalangan itu,” ujar Jubir TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Sabtu (9/2/2019) malam.
“Dengan propaganda ala Rusia, yang terus menerus diulang-ulang dapat mencuci otak mereka. Sehingga data-data objektif itu tidak dinilainya lagi,” imbuh Ketua DPP Golkar ini.
Ace menjabarkan ‘propaganda Rusia’ atau firehose of falsehood yang dipakai kubu Prabowo. Kubu Prabowo disebut memakai cara yang memancing kontroversi, menuduh lawan politik melakukan kebohongan, hingga membuat masyarakat takut.
“Coba perhatikan dengan seksama pernyataan Prabowo-Sandiaga yang memiliki kemiripan dengan ciri di atas. Selain kasus hoax Ratna Sarumpaet, juga paslon 02 mengulang-ngulang mengangkat isu kriminalisasi nelayan dan juga kepala desa yang disampaikan pada debat pertama,” papar Ace.
“Sebelumnya kita mendengarkan retorika tahun 2030 Indonesia bubar, Indonesia Punah, 99% rakyat Indonesia hidup pas-pasan, Tempe setipis ATM, Menteri Pencetak Utang, harga-harga bahan pokok melambung tinggi, chickhen rice di Singapura lebih murah daripada di Indonesia, kriminalisasi ulama, antek asing, antek aseng, Selang cuci darah di RSCM dipakai 40 orang, Hardi meninggal bunuh diri di Grobogan karena terlilit utang, tampang Boyolali, ketidakpercayaan terhadap penyelenggara pemilu, 7 kontainer kertas suara, dan lain-lain,” bebernya, seperti dilansir dari detik.com
Sebelumnya, Arbi mengatakan propaganda ala Rusia adalah upaya mencuci otak. Arbi menjelaskandalam konteks Indonesia kekinian propaganda ala Rusia bertujuan mencuci otak masyarakat kelas bawah.
“(Pernyataan kontroversial Presiden Jokowi tentang propaganda) ini kan memang ada Rusia-rusianya. Nah Rusia-rusianya itu setahu saya dulu dimulai dengan percobaan terhadap anjing. Anjing dilemparkan sesuatu, disuruh ambil, kalau diambil, dikasih makanan, diulang terus, sehingga akhirnya anjingnya hafal,” kata Arbi dalam diskusi bertajuk ‘Propaganda Rusia, Ancaman bagi Demokrasi Kita?’ di Jalan Prof Dr Satrio, Kuningan, Jakarta Selatan, Sabtu (9/2).
“Intinya apa? Cuci otak. Otak rakyat, pemilih dicuci. Nah caranya ada dua, pertama ulang terus, kedua berikan substansi yang baru di luar pengetahuan masyarakat. Saya kira ini yang sedang berlangsung untuk mengisi waktu kampanye,” sambung Arbi.