beritaenam.com, Jakarta – Tim Kampanye Nasional (TKN) Joko Widodo-Ma’ruf Amin mengungkap adanya buletin ‘Kaffah’ yang disebar di masjid-masjid di sejumlah wilayah Jawa Barat. TKN Jokowi-Ma’ruf menyebut Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo Subianto-Sandiaga Uno rabun menghadapi kenyataan ini, tetapi gerah dengan peredaran tabloid ‘Indonesia Barokah’.
“BPN Prabowo-Sandi seperti kebakaran jenggot dengan beredarnya tabloid ‘Indonesia Barokah’, tapi mereka rabun mennyaksikan beredarnya buletin ‘Kaffah’ yang melakukan kampanye hitam ke Pak Jokowi,” kata juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Sabtu (26/1/2019).
Ace menunjukkan dua edisi buletin ‘Kaffah’ yang dia maksud yaitu edisi tanggal 18 Januari 2019 berjudul ‘Stop Mendukung Penguasa Gagal dan Ingkar Janji dan edisi tanggal 25 Januari 2019 berjudul ‘Mewaspadai Kepemimpinan Orang-orang Bodoh’.
Menurut Ace, buletin ‘Kaffah’ merupakan kampanye hitam dari kubu Prabowo ke Jokowi. Ia menyamakan buletin ‘Kaffah’ dengan selebaran ‘Say No!! Jokowi-Ma’ruf Amin’.
“Kampanye hitam ke Pak Jokowi beredar luas di masjid-masjid dengan menggunakan selubung buletin dakwah. Lihat saja narasi yang diangkat dalam edisi 074 yang terbit 18 Januari 2019. Buletin ini sejalan dengan selebaran ‘Say No Jokowi’ dengan mengangkat soal setop mendukung penguasa gagal dan ingkar janji,” ujarnya.
“Ini menjelaskan benang merah kampanye hitam ke Pak Jokowi dengan menggunakan dalil-dalil agama. Pada selebaran ‘Say No Jokowi’ terdapat hashtag #2019GantiPresiden. Ini indikasi produsen kampanye hitam adalah kelompok politik yang sama,” lanjut Ace, seperti dilansir dari detik.com
Ace mengatakan buletin ‘Kaffah’ ini disebarkan tiap hari Jumat di sejumlah masjid di Jawa Barat. Ia menyebut penerbitan dan peredaran buletin ‘Kaffah’ sengaja dilakukan demi kepentingan pilpres.
“Buletin ini diterbitkan dan diedarkan tiap hari Jumat di masjid-masjid. Dan sudah masuk ke Jumatan yang ke 75. Jadi kalau dilihat waktu terbitnya, maka memang by design dicetak untuk kepentingan politik pilpres. Mendukung paslon 02 dan menjelek-jelekan paslon 01 dengan dalil-dalil agama,” kata politikus Golkar itu.
“Jadi semakin jelas siapa yang sesungguhnya mempolitisasi masjid, dan menjadikan masjid sebagai tempat kampanye,” imbuh Ace.
Karena itu, Ace mengibaratkan BPN Prabowo-Sandi ‘menepuk air di dulang terpercik muka sendiri’. Ace menyebut kubu Prabowo merupakan pihak yang memulai kampanye hitam dan politisasi masjid.
“Sikap BPN yang teriak-teriak soal kampanye hitam dan juga politisasi masjid seperti menepuk air di dulang, tepercik muka sendiri. Kampanye hitam di masjid sudah mereka lakukan sejak lama. Tatkala raja hoax terkena tabloid ‘Indonesia Barokah’, duluan mereka teriak-teriak sebagai korban,” pungkasnya.