Beritaenam.com, New York – Ketegangan antara Amerika Serikat dan China kian meningkat. Bahkan Presiden Amerika Serikat Donald Trump mengakui persahabatannya dengan Presiden China Xi Jinping bisa berakhir.
Hal itu disampaikan Donald Trump setelah dia menuduh Beijing berupaya “mencampuri” pemilu parlemen AS pada November mendatang agar Partai Republik kalah.
Menurut Trump, China menggunakan berbagai taktik untuk membuat Partai Republik yang menaungi Trump kalah, sebagai balasan atas kebijakan kerasnya di bidang perdagangan.
Sebelumnya, Trump beberapa kali memuji-muji hubungan baiknya dengan Xi Jinping. Trump juga memuji Xi atas perannya dalam menekan Korea Utara (Korut) terkait program nuklirnya.
Namun dalam konferensi pers di New York pada Rabu (26/9) waktu setempat, Trump menyinggung tentang kemungkinan berakhirnya persahabatan dengan Xi.
Saat ditanya wartawan apakah Xi akan tetap menjadi temannya meski ketegangan yang terjadi saat ini, Trump mengatakan bahwa dirinya lebih memilih dihormati daripada disukai.
“Dia (Xi) mungkin bukan teman saya lagi tapi saya pikir dia mungkin menghormati saya,” ujar Trump seperti dilansir kantor berita AFP, Kamis (27/9/2018).
Trump telah mengintensifkan perang dagang dengan China dengan mengenakan bea masuk terhadap 6.000 produk impor China bernilai US$ 200 miliar.
Trump pun mengancam bahwa jika China membalas, AS akan “langsung melakukan fase tiga” yaitu penerapan bea masuk terhadap produk impor China senilai US$ 267 miliar atau hampir Rp 4.000 triliun.
AS terhitung telah tiga kali menerapkan bea masuk terhadap produk China sepanjang tahun ini. Sebelumnya pada Juli lalu, Gedung Putih memberlakukan bea masuk terhadap produk China senilai US$ 34 miliar.
Kemudian pada bulan lalu, pajak sebesar 25% diterapkan terhadap produk China senilai US$ 16 miliar. Secara keseluruhan, sekitar setengah dari seluruh produk impor China telah dikenai bea masuk tambahan.