beritaenam.com, Jakarta – Lembaga Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis survei elektabilitas Pilpres 2019, hasilnya, Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amin mengungguli Prabowo Subianto-Sandiaga Uno dengan selisih 20%. Ma’ruf berharap selisih angka tersebt tidak berkurang saat pilpres nanti.
“Ya, saya kira memang pada umumnya memposisikan seperti itu, 20% antara 18%, 20%, 21% 22%, sekitar itu. Tapi rata-rata 20%. Mudah-mudahan pelaksanaannya nanti tidak kurang dari itu, kita harapkan demikian, ya minimal 20% itu,” ujar Ma’ruf di Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Rabu (3/4/2019).
Meski disebut unggul dalam survei itu, Ma’ruf mengaku tetap bakal memaksimalkan kampanye di sejumlah titik seperti Jawa Barat, Banten, hingga Madura. Dia menyatakan saat ini gerakan para pendukungnya makin masif.
“Akan terus, terutama Jabar (Jawa Barat), Banten. Daerah-daerah seperti NTB (Nusa Tenggara Barat) kan sudah. Madura juga kan sudah kondusif, bagus lah,” tutur Ma’ruf.
“Tentu kita ingin terus dan di Madura sekarang gerakan makin masif, untuk 01 makin bagus,” lanjutnya.
Sebelumnya, LSI Denny JA menggelar survei elektabilitas capres-cawapres pada pada 18 – 26 Maret 2019 dengan melibatkna 1.200 orang responden. Survei dilaksanakan di 34 Provinsi di Indonesia dengan metode multistage random sampling.
Wawancara dilakukan secara tatap muka dengan menggunakan kuesioner. Margin of error survei ini adalah 2,8%.
Hasil survei dipaparkan oleh peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA, Ardian Sopa, saat rilis di Graha Dua Rajawali-Lingkaran Survei Indonesia, Jalan Pemuda No 70, Rawamangun, Jakarta, Selasa (2/4). Elektabilitas Jokowi-Ma’ruf sebesar 56,8-63,2%, sedangkan elektabilitas Prabowo-Sandi sebesar 36,9-43,2%
“Tampilan angka elektabilitas masing-masing capres dibuat dalam bentuk range elektabilitas, karena LSI telah memperhitungkan angka elektabilitas masing-masing capres dengan margin of error survei dan asumsi golput yang terjadi secara proporsional. Kalkulasi ini dilakukan karena pilpres tinggal 16 hari lagi. Diperlukan proyeksi elektabilitas dengan mempertimbangkan angka margin of error survei dan asumsi golput,” papar Ardian.