beritaenam.com, Jakarta – Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma’ruf Amin menilai Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan Wiranto telah menyampaikan sejarah tahun 1998 tanpa tendensi politik Pemilu 2019.
TKN Jokowi-Ma’ruf justru heran dengan kubu Prabowo yang gerah dengan penyampaian Wiranto dan mengaitkannya dengan politik Pemilu.
“Kalau kubu sebelah merasa ini momentumnya politis, kenapa harus merasa kepanasan? Toh Pak Wiranto juga tidak menyebutkan secara khusus soal posisi Pak Prabowo. Kecuali nama Prabowo disebut sebagai bagian dari pelaku sejarah, yang semua orang juga tahu posisi Prabowo bagaimana,” kata juru bicara TKN Jokowi-Ma’ruf, Ace Hasan Syadzily kepada wartawan, Jumat (29/3/2019).
Wiranto telah menyampaikan dia tak memanfaatkan peluang pengambilalihan kekuasaan meski peluang itu terbuka untuknya pada 1998 silam.
Soalnya Wiranto tidak ingin terjadi perang saudara di Indonesia dengan 200 orang mahasiswa menjadi korban.
Akhirnya Indonesia bisa melalui reformasi sampai sekarang. Pilihan Wiranto yang menjadi Menteri Pertahanan dan Panglima ABRI saat itu dinilai Ace sebagai pilihan tepat.
“Poin saya, sejarah yang disampaikan Pak Wiranto penting diketahui masyarakat. Tapi jangan membuat kubu sebelah merasa harus kebakaran jenggot,” kata Ace.
Menurut Ace, cerita itu perlu disampaikan ke forum kaum muda seperti yang dihadapi Wiranto, yakni Forum Nasional Mahasiswa Anti Penyalahgunaan Narkoba 2019 di Auditorium Harun Nasution, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, pada Kamis (28/3) kemarin.
“Karena forum tersebut adalah forum generasi milenial yang mereka perlu tahu sejarah 1998,” kata Ace, seperti dikutip dari detik.com
Sebelumnya, Ketua DPP Partai Demokrat Jansen Sitindaon menilai cerita Wiranto aneh. Dia bertanya-tanya kenapa cerita itu baru dikemukakan Wiranto pada saat ini.
“Rasanya sih terbalik itu pernyataan Pak Wiranto ya. Dan anehnya sesudah beberapa puluh tahun kok baru keluar sekarang,” ujar Ketua DPP PD Jansen Sitindaon kepada wartawan, Kamis (28/3) kemarin.
Adapun dari Partai Gerindra, ada Fadli Zon dan Andre Rosiade yang menilai Wiranto memanfaatkan momentum jelang Pemilu 2019 lewat cerita soal ’98.
Fadli Zon menduga kubu capres petahana Joko Widodo sudah kehabisa ide untuk menurunkan elektabilitas Prabowo. Andre Rosiade menilai cerita Wiranto bertujuan untuk mengecilkan Prabowo.
“Saya rasa Pak Wiranto mengatakan cerita ini karena ini momentum Pemilu saja, untuk mengatakan seakan-akan dia lebih besar ketimbang Prabowo,” kata Andre.