Beritaenam.com, Jakarta – Putri Presiden ke-4 RI Abdurrahman Wahid, Zannuba Ariffah Chafsoh Rahman Wahid telah menyatakan dukungan politiknya terhadap pasangan Joko Widodo-Ma’ruf Amin di Pilpres 2019. Wanita yang akrab disapa Yenny wahid itu juga siap memenangkan Jokowi di Jawa Timur.
Jawa Timur terkenal sebagai lumbung warga Nahdlatul Ulama (NU). Kendati, suara Jokowi di Jatim untuk Pilpres 2019 belum bisa dipastikan aman sehingga butuh kerja keras untuk memperjuangkan kemenangannya.
“Jatim Insya Allah. Ya belum aman, tapi artinya namanya pemilu ya tentu kita harus bekerja keras, dan kami komit bekerja keras untuk Pak Jokowi. Bukannya enggak aman, tapi kami akan bekerja keras untuk memenangkan Pak Jokowi di Jatim,” ujar Yenny di kawasan Car Free Day, Jakarta Pusat, Minggu (14/10).
Selain itu, Yenny juga yakin roda politik tim pemenangan Jokowi-Ma’ruf sudah berjalan baik di seluruh daerah hingga ke akar rumput. Kelompok-kelompok yang menjadi tanggung jawab Yenny juga diyakini telah berjalan dengan baik.
“Itu mereka semua udah jalan kemana-mana, kiai kampung sudah jalan, para santri sudah jalan, para alumni Timur Tengah sudah jalan, para profesional sudah jalan, gerakan perempuan sudah jalan semua. Enggak perlu saya datangi semua satu-satu,” katanya.
Karena keterbatasan waktu, Yenny meminta maaf kepada teman-teman pendukung Jokowi-Ma’ruf karena tidak bisa menghadiri satu-satu acara mereka. Namun dia yakin, para relawan bekerja maksimal untuk memenangkan Jokowi-Ma’ruf di Pilpres 2019 mendatang.
“Saya selalu bilang ke teman-teman, saya datangi acara-acara tentu yang strategis, nah semuanya tidak bisa saya datangi. (Saat ini) ada berapa, 300 acara kali yang kita organisir di seluruh Indonesia,” ucap Yenny.
Yenny juga meminta kunjungan calon presiden dan calon wakil presiden ke pesantren dan lembaga pendidikan menjadi polemik di masyarakat. Namun ia meminta tak ada kampanye secara vulgar dalam kunjungan tersebut.
“Kenapa diperdebatkan. Kandidat boleh berkunjung ke pesantren, ke lembaga pendidikan, tidak masalah. Karena itu adalah salah satu mekanisme untuk menyerap aspirasi dari warga pesantren sendiri yang kemudian harus diperjuangkan oleh kalau kami paslon nomor 1 dan pemerintahannya nanti,” ujar Yenny.
Yenny meminta tak ada ajakan mencoblos pasangan nomor urut tertentu saat berkunjung di pesantren atau lembaga pendidikan.
“Kita kampanye tidak usah terlalu vulgar. Kita kampanye yang halus-halus saja, tidak usah nyebut-nyebut harus coblos nomor sekian sekian. Jadi kita berkunjung silaturahmi menyerap informasi menyerap aspirasi,” katanya, seperti dikutip dari merdeka.com
Dia juga tak mempermasalahkan kandidat tertentu yang meminta izin dan doa restu ke pesantren untuk maju di Pilpres. Baginya, tindakan tersebut justru bagus sebagai bentuk penghormatan dan penghargaan kepada keluarga pesantren.
“(Minta dukungan juga) nggak apa-apa, asal tidak vulgar ngomongnya. Kita semua tidak boleh vulgar, itu saran saya. Ya kalau masuk ke lembaga-lembaga pendidikan jangan berkampanye langsung, tidak boleh vulgar. Kan sudah tahu sama tahu, ketika berkunjung ke sana pun sebenarnya itu adalah penyerapan aspirasi dan dukungan,” Kata Yenny.