Beritaenam.com, Ankara – Pendeta Amerika Serikat (AS), Andrew Brunson, akhirnya dibebaskan usai ditahan di Turki selama dua tahun terakhir. Penahanan Brunson ini sempat memicu ketegangan hubungan antara AS dan Turki.
Seperti dilansir Reuters dan AFP, Sabtu (13/10/2018), Brunson langsung meninggalkan Turki dan terbang ke AS usai putusan pengadilan menyatakan dia tidak harus menjalani hukuman.
Brunson dijebloskan ke penjara sejak dua tahun lalu, atau sejak Oktober 2016 dan menjadi tahanan rumah sejak Juli lalu.
Dia dijerat dakwaan terorisme karena diduga terkait dengan militan Kurdi dan pendukung ulama Fethullah Gulen yang dituding mendalangi upaya kudeta tahun 2016.
Dalam putusan persidangan yang digelar di Aliaga pada Jumat (12/10) waktu setempat, pengadilan Turki menyatakan Brunson bersalah atas dakwaan terkait terorisme dan menjatuhkan vonis 3 tahun 1 bulan 15 hari penjara terhadapnya.
Namun pengadilan juga menyatakan Brunson tidak perlu menjalani masa hukuman lebih lanjut di penjara, mengingat dia berstatus tahanan selama 2 tahun terakhir.
Pengadilan membebaskan Brunson atas pertimbangan dia telah menjalani masa hukuman yang cukup dan berperilaku baik selama proses persidangan berlangsung. Status tahanan rumah dan pencegahan ke luar negeri terhadap Brunson juga dicabut.
Brunson yang tinggal di Turki selama 20 tahun ini, menyangkal setiap dakwaan yang dijeratkan kepadanya. Otoritas AS selama ini terus menyerukan agar Turki membebaskan Brunson.
Usai dinyatakan bebas, Brunson kembali ke rumahnya di Izmir untuk mengambil barang-barang miliknya. Dari sana, Brunson melanjutkan perjalanan ke bandara untuk terbang ke AS dengan pesawat militer yang dipersiapkan untuknya.
Diperkirakan Brunson akan mendarat di Pangkalan Udara Joint Base Andrew di dekat Washington DC pada Sabtu (13/10) siang waktu AS, setelah transit di Jerman untuk menjalani perawatan medis,
Presiden Donald Trump menyambut baik pembebasan Brunson ini. Trump menyebut Brunson akan mengunjungi Gedung Putih. “Kabar baik, pendeta Brunson kini di udara.
Dia akan datang ke Ruang Oval (Gedung Putih), kemungkinan pada Sabtu (13/10),” sebut Trump kepada para pendukungnya saat menghadiri kampanye di Cincinnati.
“Saya pikir dia akan muncul dalam kondisi sangat baik,” imbuhnya.
Keengganan Turki membebaskan Brunson sebelumnya sempat berujung sanksi ekonomi dari AS. Trump menaikkan tarif impor aluminium dan baja dari Turki hingga dua kali lipat pada Agustus lalu sebagai ‘hukuman’.
Akibat sanksi itu, nilai mata uang Turki ‘lira’ merosot nyaris 40 persen terhadap dolar AS pada tahun ini.