Beritaenam.com
  • Kawula Muda
  • Catatan Agi
  • Viral
  • Seks
  • Jabar
    • Bandung Raya
No Result
View All Result
  • Kawula Muda
  • Catatan Agi
  • Viral
  • Seks
  • Jabar
    • Bandung Raya
No Result
View All Result
Beritaenam.com
No Result
View All Result
Home info

Pajak Pantau Kegiatan Influencer

admin by admin
22/03/2021
in info
0
Pajak Pantau Kegiatan Influencer
8
SHARES
115
VIEWS

“Benar,” ujar Direktur Eksekutif Pratama Krestor Tax Research Institute (TRI) Prianto Budi Saptono mengatakan, saat ini dalam pembentukan tim khusus untuk memantau influencer.

Berdasarkan draf rencana kerja Ditjen Pajak Kemenkeu, Ditjen Pajakakan menggali potensi ekonomi digital melalui pembentukan tim khusus bernama Gugus Tugas Penanganan Pelaku Ekonomi Digital.

Ada dua pokok tugas yang dijalankan oleh Gugus Tugas Penanganan Pelaku Ekonomi Digital yakni menunjuk pelaku perdagangan melalui sistem elektronik (PMSE) dan pemantauan kegiatan influencer. Caranya dengan pemanfaatan data internal dan eksternal kantor pajak.

Nah, untuk mempermudah langkah Ditjen Pajak mengorek potensi ekonomi digital, otoritas pun akan menerbitkan regulasi, sebagai payung hukum. Misalnya tentang ILAP dan penyampaian data transaksi PMSE.

Sebab, pajak digital adalah objek pajak baru yang perlu ditangani oleh pegawai pajak yang betul-betul difokuskan dan paham secara teknis hingga aktivitas ekonomi wajib pajak digital.

Kata Prianto untuk mengoptimalkan pajak dari pelaku ekonomi digital memang sulit. Semisal, penghasilan youtuber yang tergolong high wealth individual (HWI) belum tentu hanya dari Youtube saja, tapi biasanya ada yang lain baik endorse hingga pekerjaan utama sebut saja artis.

Masalahnya, jumlah penghasilan yang didapat dari youtuber sulit diketahui, karena perusahaan asal Amerika Serikat (AS) tersebut bukan merupakan wajib pajak dalam negeri. Belum lagi, ekstra effort yang perlu ditelisik dari sumber penghasilan lain.

Makanya, Prianto yakin dengan dibentuknya Gugus Tugas Penanganan Pelaku Ekonomi Digital pajak penghasilan (PPh) orang pribadi para pelaku ekonomi digital bisa dioptimalkan.

Sementara untuk PPh perusahaan digital asing, tidak bisa dikenakan karena Indonesia tidak punya dasar hukum pengenaannya.

Paling-paling akan kembali pada dasar pengenaan pajak dalam perjanjian penghindaran pajak berganda (P3B) atau tax treaty yang besifat leg spesialis.

“Untuk PPh tidak bisa karena terkait pengertian bentuk usaha tetap (BUT) harus mengacu pada physical presence. Kecuali di multilateral instrument (MLI) pengertian BUT diubah ke significant economic presence,” kata Prianto.

Setali tiga uang, dari sisi perusahaan digital, Prianto mengatakan potensi yang bisa digenjot yakni pemungutan pajak pertambahan nilai (PPN). Baik PPN yang berasal dari perusahaan digital asing dan dalam negeri.

Terkait dengan regulasi pelaporan keuangan, Prianto menyampaikan otoritas harus membuat aturan main yang berlaku secara umum dengan tidak menitik beratkan kepada pelaku ekonomi digital semata. Sebab, pajak harus adil.

 

Previous Post

Nasionalisme di Tengah Ekspansi Perdagangan Online China

Next Post

Konsekuensi

admin

admin

Next Post
Konsekuensi

Konsekuensi

Beritaenam.com berisi orang-orang profesional. Sudah lulus Uji Kompetensi Dewan Pers. Berintegritas dan berpengalaman di dunia jurnalistik.

  • Kode Etik
  • Redaksi
  • Disclaimer
  • Pedoman Media Siber

© 2022 Beritaenam - PT. Dua Tujuh Delapan

No Result
View All Result
  • Kawula Muda
  • Catatan Agi
  • Viral
  • Seks
  • Jabar
    • Bandung Raya

© 2022 Beritaenam - PT. Dua Tujuh Delapan