Beritaenam.com, Jakarta – Damien Dematra, rupanya fokus pada kegiatan seni yang bernuansa perdamaian. Sudah banyak kegiatan seni bersentuhan dengan perdamaian yang ia gelar. Salah satunya Visions of Peace festival yang berlangsung selama 1 tahun ini merupakan festival yang berfokus mencari karya-karya seni seperti; film, gambar, lukisan, fotografi, puisi, tarian, cerita pendek, stand up comedy, dan lain-lain yang bertema perdamaian.
“Kali ini kami sengaja membidik pelajar sekolah Muhammadiyah dari seluruh Indonesia. Alhamdulilah, mereka kreatif,” ujar Damien Dematra usai menyerahkan trofi buat para juara di kantor pusat Muhammadiyah Jakarta.
Ternyata ide brilian tak harus datang dari sesuatu mewah, yang rumit atau bergengsi. Kadangkala, ide itu datang dari sesuatu yang sederhana, bahkan tak pernah dipikirkan sebelumnya.
Seperti yang dibuat oleh dua murid SMKN 2 Cilegon, Banten. Lantaran terinspirasi oleh sendal jepit, mereka mampu membuat sebuah film pendek bertema perdamaian yang berjudul ‘Flip Plop’.
“Sebenarnya ide mereka sangat bagus, walau saat ini belum bisa menang tapi coba untuk ikut lagi di tingkat Banten,” ujar Damien Dematra.
Festival yang sudah berlangsung selama satu tahun ini merupakan festival yang berfokus mencari karya-karya seni seperti; film, gambar, lukisan, fotografi, puisi, tarian, cerita pendek, stand up comedy, dan hal-hal lain yang bertema perdamaian dan telah diadakan di empat kota di Indonesia, masing-masing Yogyakarta, Makassar, Semarang, dan Jakarta.
“Di Bogor dan Bandung sedang dalam masa penjurian. Dalam waktu dekat juga akan diadakan di Surabaya, Bali, Palu dan Surakarta,” ujar Damien, yang juga sutradara film ini.
Acara ini juga dihadiri langsung oleh founder Visions of Peace lainnya, Cheryl Halpern dan Natasha Dematra sebagai co-founder.
Dalam kesempatan ini, Cheryl Halpern mengatakan, sebuah kebangaan baginya untuk bisa bersama para anak muda Indonesia yang mengikutkan karyanya sebagai bentuk ekspresi mereka atas visi hari esok yang lebih baik.
“Saya merasa sangat tersentuh melihat karya-karya anak muda Indonesia yang terpilih sebagai finalis dan saya menghargai Natasha Dematra yang membantu menerjemahkan puisi para finalis. Saya ucapkan “selamat” dan “terimakasih” kepada para pemenang atas karyanya yang sangat berarti tentang perdamaian. Saya berharap kedepannya akan lebih banyak lagi anak muda Indonesia yang membawa visi perdamaian ini kepada seluruh generasi muda Indonesia,” ujar Cheryl.
Damien menambahkan, dari total peserta yang berjumlah 625, dipilih 25 finalis dan kemudian menghasilkan tiga juara.
Juara pertama diberikan kepada Adrieo Ramadhan dari SMP Muhammadiyah 10 dengan karya ‘Gambar Perdamaian’.
Menurut Imam Prihadiyoko selaku pimpinan Menara62, acara ini diselenggarakan bersama ulang tahun Menara62 yang juga merupakan media Muhammadiyah. PlJuara kedua jatuh kepada Sirli Fitriani dari SMK Muhammadiyah dengan Karya Puisi ‘Esensi Perdamaian’. Dan Juara Ketiga diberikan kepada Dance Project dari SD Muhammadiyah 49.
Ia menambahkan, perdamaian merupakan sesuatu yang merupakan esensial dan sesuai dengan prinsip Muhammadiyah yaitu ‘Membawa Perdamaian Bagi Semua Orang’.
Ketua Umum Majelis Adat Budaya Keraton Nusantara (Madukara), Sri Anglung Prabu Punta Djajanagara Cakrabuana Girinata mengatakan, generasi dewasa saat ini seharusnya malu pada generasi muda yang bisa menciptakan karya-karya indah dan memahami arti perdamaian dari hati.
Ajang ini juga melibatkan Sultan Indra Osman; Kesultanan Indrapura, Sumatera Barat, Ir. KPH Randi Indra Syahdan; Kesultanan Indrapura, Sumatera Barat, Ratu Maya Damayati Yasadar Alam dari Bacan, Ratu Petuanan Tanah Rata Koko Imeko, Papua Barat, Ratu Enong Mandala, Kesultanan Banten sebagai juri.
Mereka pun mengaku puas dengan karya-karya peserta yang ikut di ajang ini. (Nia K)