Beritaenam.com, Jakarta – Wakil Sekretaris Jenderal Partai Demokrat Andi Arief menegaskan tidak akan mengkhianati mitra koalisi meski sejumlah kader mereka di beberapa daerah menyatakan dukungannya kepada pasangan bakal calon presiden dan wakil presiden Joko Widodo (Jokowi)-Ma’ruf Amien, dalam Pemilihan Presiden-Wakil Presiden 2019.
Andi berdalih tindakan sejumlah kader di daerah menyatakan dukungan kepada Jokowi karena terdesak demi mengamankan suara dan dukungan masyarakat dari para calon anggota legislatif.
“Kan ada kebutuhan caleg juga untuk nyaleg, jadi fleksibel movement saja, gerakan yang fleksibel,” kata Andi di kediaman SBY, Jalan Mega Kuningan, Jakarta Selatan, Minggu (9/9) kemarin.
Andi juga mengklaim mayoritas masyarakat di sejumlah daerah memang tidak mendukung pasangan Prabowo Subianto-Sandiaga Uno. Namun, dia menolak kalau pembiaran itu sama saja dianggap sebagai pengkhianatan.
“Kalau namanya pengkhianatan dari kami adalah kalau di basis pak Prabowo kami enggak dukung dia. Itu baru pengkhianatan,” ujar dia.
Andi menyebut beberapa daerah yang merupakan basis massa Jokowi adalah Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Papua.
Oleh karena itu, meskipun kepala daerah tersebut merupakan kader Demokrat yang telah menegaskan sikap dukungannya terhadap Jokowi, namun hal itu tidak berarti sebagai bentuk penghianatan. Karena daerah tersebut merupakan bassis massa Jokowi.
“Tapi memang misalnya kayak di NTT atau di Bali atau di Papua, kan memang di sana juga bukan basis Prabowo,” kata dia.
Arief mengatakan, Demokrat memang tidak memberi sanksi terhadap kadernya yang membelot. Sebab, para caleg atau kepala daerah setempat juga mengikuti aspirasi masyarakat.
Dukungan terhadap Jokowi ini juga demi memuluskan langkah para caleg tersebut meraih dukungan warga setempat.
Arief mengatakan hal ini tidak mengganggu keharmonisan Partai Demokrat dengan mitra koalisi pendukung Prabowo-Sandiaga.
Arief berdalih hal ini sudah disampaikan sebelum Demokrat menyatakan dukungannya terhadap mereka.
“Waktu sebelum ditetapkan pasangan itu sudah dibicarakan bahwa internalnya ada 5 atau 6 daerah yang punya karakter yang sangat sulit tentunya kan,” kata dia.
Hingga saat ini diperkirakan ada beberapa kepala daerah yang merupakan kader Demokrat menyatakan mendukung Jokowi.
Mereka adalah Gubernur Papua Lukas Enembe, Gubernur Banten Wahidin Halim, serta Dewan Perwakilan Daerah Partai Demokrat NTT dan Sulawesi Utara.