Kanker lambung adalah pertumbuhan abnormal di lambung, organ berongga dalam saluran pencernaan di mana makanan dihancurkan.
Kanker biasanya muncul dari lapisan lambung, tetapi juga bisa timbul dari komponen lain, seperti otot polos. Jenis yang paling umum dari kanker lambung adalah adeno karsinoma, yang terjadi pada 95% kasus.
Jenis lain adalah limfoma dan tumor stroma gastrointestinal, atau GIST.
Apa Penyebab Kanker Lambung?
Faktor genetik terlibat dalam patogenesis kanker lambung. Kelainan pada gen p53, COX-2, dan CDH1 telah dikaitkan dengan neoplasma ini. Peningkatan risiko juga terdapat pada individu dengan riwayat keluarga kanker lambung.
Selain faktor keturunan dan genetik, kanker lambung juga diyakini sangat dipengaruhi oleh lingkungan.
Beberapa penelitian telah menunjukkan bahwa ketika pasien yang datang dari daerah dengan insiden tinggi kanker lambung bermigrasi ke daerah dengan kejadian yang rendah, risiko kanker lambung menurun pada generasi berikutnya yang tinggal di daerah itu.
Diet tampaknya memainkan peran penting.
Peningkatan risiko kanker lambung terlihat pada pasien dengan pola makan kaya pati dan daging asap.
Nitrat yang ditemukan dalam daging mungkin menjadi penyebab kanker lambung. Nitrat dalam makanan diubah menjadi nitrit, sebuah karsinogen, di dalam perut.
Di daerah dengan insiden tinggi kanker lambung, penurunan asupan makanan yang kaya nitrat dan meningkatkan asupan vitamin C dan E telah berhubungan dengan penurunan risiko perkembangan kanker lambung dalam populasi.
Kanker lambung juga dikaitkan dengan infeksi kronis Helicobacter pylori, bakteri yang berhubungan dengan radang lambung berkepanjangan (gastritis kronis) dan pengembangan tukak lambung berulang.
Kanker Lambung Tak Muncul Mendadak
Ketua Yayasan Kanker Indonesia Prof. DR. dr. Aru Sudoyo, SpPD, KHOM, FINASIM, FACP dan dokter dari RSCM mengatakan kanker lambung tidak terjadi secara mendadak.
Kanker lambung disebabkan karena adanya sel-sel kanker yang tumbuh di dalam lambung lalu menjadi tumor. Biasanya secara perlahan, tumor itu akan berkembang menjadi kanker selama bertahun-tahun.
Prof. Aru mengatakan kanker lambung muncul tanpa disadari karena gejala yang muncul sulit terdeteksi sehingga banyak yang mengira penyakit tersebut timbul secara mendadak.
“Kanker itu munculnya tidak dalam waktu singkat, kanker payudara, usus besar, paru semua itungannya 10-20 tahun,” kata Prof. Aru dalam webinar “Gaya Hidup Masa Kini: Waspada Kanker Lambung Mengintai Anda!” pada Rabu.
Lambung adalah organ tubuh yang memiliki rongga besar. Jika terdapat keluhan seperti nyeri uluhati atau sakit pada perut, rata-rata orang akan menganggapnya seperti sakit maag biasa.
“Karena lambung adalah rongga yang besar sering kali tidak membuat keluhan sampai dia mengganggu karena menimbulkan nyeri berlebihan atau karena menyumbat atau berdarah,” ujar Prof. Aru.
“Kalau pasien datang sudah muntah darah biasanya itu sudah menyebar tapi bukan tumornya muncul mendadak mungkin sudah berjalan 10-15 tahun,” imbuhnya.
Sangat penting bagi masyarakat untuk memahami gejala dari kanker lambung. Jika merasakan nafsu makan yang menurun, sakit uluhati, sakit perut terus-menurus, anemia, mual, berat badan turun, muntah dengan atau tanpa darah sebaiknya segera memeriksakan diri pada ahli.
Sementara itu, Prof. Aru membantah bahwa penyakit maag dapat menyebabkan kematian. Menurutnya, kematian mendadak disebabkan oleh penyakit jantung
“Karena serangan jantung gejalanya persis seperti sakit maag, terus sakit uluhati kemudian mati mendadak. Sakit maag tidak bikin meninggal,” kata Prof. Aru.
Anatomi Lambung