Beritaenam.com – Pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dilaporkan menyingkirkan sejumlah perwira senior tergabung dalam Komando Pengawal Tertinggi (Supreme Guard Command) karena diduga korup. Informasi itu didapat berdasarkan laporan The Tokyo Shimbun pada Selasa (11/12) lalu.
Pembasmian itu dilakukan pada bulan Oktober, sebagai buntut atas hasil audit Organization and Guidance Department yang bernaung di bawah Komite Pusat Partai Pekerja Korea Utara, kata The Shimbun yang mengutip narasumber anonim di Beijing, seperti dilansir The Chosun Ilbo pada Kamis (13/12).
Supreme Guard Command adalah unit tentara komando pribadi pemimpin Korea Utara, yang telah mengabdi sejak era Kim Il-sung, Kim Jong-il, dan Kim Jong-un. Berkonsep mirip Paspampres, komando itu juga bertugas mengawal anggota keluarga besar Kim.
Menurut The Shimbun, Kim Jong-un menyingkirkan kepala Departemen Politik Supreme Guard Command karena menurut laporan audit partai memiliki uang jutaan dolar. Para perwira senior lain yang menjadi target pembersihan juga dikatakan terlibat dalam kasus serupa.
Namun, The Shimbun tak menjelaskan berapa banyak figur the Command yang menjadi target pembasmian.
Perintah audit yang dilakukan oleh Organization and Guidance Department terhadap the Command datang dari Kim Jong-un langsung, menurut spekulasi The Shimbun.
Surat kabar berbasis di Tokyo itu menambahkan, alasan Kim Jong-un melakukannya karena, “dia takut ada terlalu banyak kekuatan yang mungkin terkonsentrasi pada beberapa orang (di the Command).”
Belum jelas bagaimana nasib para figur the Command yang telah disingkirkan oleh Kim Jong-un. Beragam kemungkinan soal nasib mereka bisa saja terjadi, mulai dari pemberhentian, penurunan pangkat, dikirim ke kamp kerja paksa, atau dieksekusi, seperti yang telah dilakukan oleh Kim saat ‘membersihkan’ para pejabatnya sejak beberapa tahun terakhir.
Tahun lalu, Organization and Guidance Department juga melakukan audit ekstensif terhadap politbiro Angkatan Darat di mana hal itu menyebabkan hukuman terhadap mantan ketuanya, Hwang Pyong-so.
Sementara itu, sebuah penelitian mengatakan bahwa pemerintahan despotis Kim Jong-un telah mengeksekusi 421 pejabat senior sejak ia mengambil alih kekuasaan.
Kang Chol-hwan, seorang pembelot dan pendiri Pusat Strategi Korea Utara, mengumumkan penelitian itu pada Senin 10 Desember lalu.
Penelitian itu dilakukan dengan pendanaan dari National Endowment for Democracy, organisasi nirlaba yang berbasis di dan didanai oleh Kongres Amerika Serikat.
Pyongyang jarang mengumumkan pembersihan atau eksekusi. Hanya sedikit dari praktik tersebut yang mereka kabarkan, salah satunya, eksekusi terhadap pejabat tinggi Jang Song-thaek dan mantan menteri pertahanan, Hyun Yong-chol.
Hyun Yong-chol dilaporkan telah dieksekusi pada 2015 lalu atas tuduhan pengkhiatan. Dia dibunuh dengan senjata anti-pesawat sebagaimana diinformasikan oleh Badan Intelijen Korsel.