Beritaenam.com, Jakarta – Sudirman Said berbicara soal pencambutan izin seminar yang sedianya ia datangi di UGM. Tim Kampanye Nasional (TKN) Jokowi-Ma’ruf menilai anggota timses Prabowo-Sandi tengah memainkan peran sebagai korban.
“Sudirman Said mainkan victim playing, setiap tim kampanye seharusnya paham bahwa Kampus memang netral, clear and clean dari kampanye politik,” ujar Sekretaris TKN Jokowi-Ma’ruf, Hasto Kristiyanto dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (13/10/2018).
Sudirman Said dan Ferry Mursyidan Baldan sedianya hadir dalam seminar di Fakultas Peternakan UGM, Jumat (12/10). Namun pihak UGM akhirnya mencabut izin acara tersebut. Hasto menilai acara seminar kebangsaan itu merupakan bentuk kampanye terselubung.
“Pak Sudirman Said harus paham bahwa saat ini sudah masuk masa kampanye. Jadi jangan bawa kampus untuk kampanye terselubung. Marwah kampus dengan kebebasan akademiknya wajib kita hormati. Terlebih mahasiswa, di mana proses kepemimpinan nasional pun datang dari dunia kampus,” sebut Sekjen PDIP itu.
“Pak SS (Sudirman Said) sangat tidak memahami realitas bahwa UGM didirikan di tengah kancah perjuangan revolusi perjuangan kemerdekaan Indonesia sebagaimana tertulis di Statuta UGM,” imbuh Hasto.
Salah satu penyelenggara seminar yang merupakan mahasiswa Fakultas Peternakan UGM mengaku mendapat ancaman drop out bila tetap menyelenggarakan seminar di dalam kampus. Sudirman Said juga menyebut panitia didatangi oleh pihak intel aparat keamanan.
Hasto menyesalkan tudingan eks Menteri ESDM itu. Alumni Teknik Kimia UGM tahun 1991 tersebut juga tidak percaya dengan adanya ancaman DO kepada mahasiswa penyelenggara seminar itu.
“Ini zaman now. Mana ada yang main kayu dengan ancaman DO? Terlebih UGM yang dikenal sebagai universitas perjuangan. Pernyataan Pak Sudirman Said justru telah merendahkan martabat UGM yang dikenal sangat menjunjung tinggi tradisi demokrasi Pancasila. Lagian, mana ada mahasiswa UGM yang takut ditekan?” tuturnya.
Dia meminta agar Sudirman Said tidak lagi menjadikan pembatalan seminar di UGM sebagai bahan politik.
Hasto lalu mengungkit soal kebohongan penganiayaan Ratna Sarumpaet yang sempat ikut disuarakan oleh kubu Prabowo-Sandiaga.
“Pak Sudirman Said tidak perlu victim playing. Rakyat sudah muak dengan kebohongan terencana seperti Ratna Sarumpaet. Jadi maaf Pak Sudirman Said, jurus Anda sudah tidak laku,” tegasnya.
Hasto juga meminta Sudirman Said untuk menahan diri berbicara di ranah kampus dalam masa kampanye ini. Mengingat Sudirman tergabung dalam timses pasangan calon peserta Pilpres 2019.
“Kehadiran Pak Sudirman Said memang terlalu dini, seperti kampanye awal yang dipaksakan. Sabar saja, sebagai alumni UGM saya paham, pasti akan ada undangan resmi bagi paslon atau tim kampanye untuk menyampaikan visi-misinya,” tutur Hasto.
“Terlebih UGM, mereka sangat berkompeten untuk melihat secara komprehensif terhadap seluruh visi-misi dan agenda strategis Palson 01 dan 02. Sebab UGM percaya, visi-misi tersebut berkaitan dengan masa depan bangsa,” sambungnya.
Sebelumnya diberitakan, Pihak UGM sudah membantah pencabutan izin pemakaian auditorium sebagai lokasi seminar kebangsaan di Fakultas Peternakan itu bermuatan politis.
Dalam kasus pencabutan izin seminar Sudirman Said itu, Iva menegaskan panitia bukan di bawah koordinasi BEM atau fakultas.
“Panitianya bukan civitas akademika, hanya ada individu mahasiswa UGM yang ikut terlibat kepanitiaan. Tapi tidak di bawah koordinasi BEM atau fakultas, jadi ini hanya persoalan administrasi,” terang Humas UGM, Iva Aryani.
Sudirman Said sebenarnya juga meyakini tak ada muatan politis dalam dibatalkannya seminar di UGM. Namun ia mengungkap adanya intel yang mendatangi penyelenggara acara.
“Anak-anak UGM ini luar biasa. Mereka didatangi intel aparat keamanan, terus panitianya ada yang diancam DO, tapi tetap jalan dengan rencana mereka menyelenggarakan seminar,” ujar Sudirman, Sabtu (13/10).
Sumber: detik.com