JAKARTA – INAYES GoEs to School menggelar sosialisasi etika bermedia sosial di SMAN 81 Jakarta. Dalam kegiatan tersebut, Chief Marketing Officer GK Hebat Ansari Kadir hadir sebagai pembicara. Dia mengingatkan tentang bahaya bermedia sosial jika tidak hati-hati.
Dalam program INAYES Goes to School tersebut, Ansari Kadir meminta siswa-siswi SMAN 81 untuk berhati-hati dalam menggunakan media sosial terlebih saat memberikan komentar karena jika ada hal yang tidak terima, dapat dikenakan undang-undang pencemaran nama baik.
“Contoh nih sama teman kamu, kamu terus kamu kata-katain. Ketika itu digugat sama orang tua temen kamu yang merasa itu keberatan, ada UU ITE pasal 45, hukumannya 4 tahun penjara dan dendanya 350 juta. Itu cuma gara gara ngomong kasar,” kata Ansari Kadir yang merupakan pembicara tunggal INAYES Goes to School di Aula SMAN 81 Jakarta.
Selain itu, Ansari Kadir yang merupakan Co Founder Sang Pisang ini mengatakan, di era digitalisasi 5.0 seperti sekarang siswa-siswi SMAN 81 ini harus berhati-hati dalam memposting apapun termasuk hal yang sifatnya informasi pribadi.
“Jadi hati-hati informasi pribadi itu sangat tidak di sarankan untuk kalian posting,” ucap pria yang dipercaya sebagai Ketua Kompartemen Kerjasama ASEAN dan Australia Periode 2021-2024 HIPMI.
Ansari Kadir membocorkan, 5 tahun kedepan media sosial khususnya live streaming akan booming dan tiap orang dapat berinteraksi langsung melalui live streaming.
Selain itu, Ansari Kadir juga menjelaskan cara berdagang di media sosial instagram. Menurutnya, jika ingin berdagang di media sosial harus konsisten dalam setiap postingannya.
“Jangan hari ini posting makanan besok postingnya baju. Gaboleh kaya gitu, jadi kalo jualnya baju, baju terus harus konsisten,” jelas pengusaha muda ini.
Mengenai game online sendiri, Ansari Kadir menerangkan bahwa ada sisi positif dari game online itu sendiri seperti memiliki jaringan pertemanan dari berbagai daerah dan juga melatih respon untuk cepat berpikir dan bertindak dalam memecahkan suatu masalah.
“Tapi negatifnya adalah mungkin kalian akan menjadi orang yang dalam dunia nyata akan selalu berhubungan dengan gadget. Kedua, orang yang main game itu rata-rata tidak memperdulikan kebersihannya. Terakhir, menghabiskan uang untuk membeli diamond uang sekolahnya bukan untuk membeli makan malah beli diamond. Hati-hati ya kesehatan lebih penting,” terangnya.
Jadi kesimpulannya, lanjut Ansari Kadir, bermanfaat atau tidaknya media sosial dan game online itu tergantung bagaimana cara penggunanya sendiri menggunakan kedua hal tersebut.
“Jadi media sosial itu coba lalukan hal yang bermanfaat misalnya informasi, edukasi, informatif. Jadi orang nanti misalnya mau mengunjungi instagram kalian dia tahu harus mendapatkan informasi apa itu salah satu cara meningkatkan followers. Saya gini gini udah centang biru, gapercaya? caranya gimana? informasi yang saya sampaikan di dalam IG saya, edukasi UMKM, gimana cara memulai bisnis usaha dari kecil ke menengah. Nah kalian ingin menjadi konten kreator dan banyak follower upload lah tentang game, gimana cara bermain dengan baik,” kata Ansari Kadir.
Selain Ansari Kadir, turut hadir dalam kegiatan INAYES Goes to School di SMAN 81 Jakarta, Ketua Umum DPP INAYES Aldi Dwi Prastianto, Sekjen DPP INAYES Ryan Agushar Salim, Ketua Departemen Perlindungan Anak DPP INAYES yang juga bertugas sebagai pembawa acara Offie Dwi Natalia, Ketua Departemen Kerjasama, Kelembagaan dan Media Margaretta Putri dan Pemenang Putri Hijabfluencer Provinsi Sumatera Barat Nindry Meyri Rinaldi. (*)