Beritaenam.com, Jakarta – Direktur Utama PT Indonesia Asahan Aluminium (Inalum) Budi Gunadi Sadikin dan CEO Freeport McMoRan Inc Richard Adkerson sudah menandatangani sales and purchase agreement (SPA) 51% saham PT Freeport Indonesia.
Ini merupakan penandatanganan dokumen terakhir yang selanjutnya diikuti proses administrasi dan pembayaran senilai US$ 3,85 miliar atau Rp 56 triliun.
Adkerson berharap penandatanganan SPA tersebut bisa memberikan stabilitas investasi di Indonesia dan tidak ada lagi kontroversi.
“Keyakinan saya adalah kami memiliki stabilitas yang lebih baik dan kami tidak akan memiliki kontroversi,” kata CEO Freeport McMoran Richard Adkerson di Kementerian ESDM, Jakarta Pusat, Kamis (27/9/2018).
Ia juga sudah memenuhi keinginan pemerintah untuk membagi kepemilikan saham mayoritas Freeport ke Indonesia. Dengan demikian, operasional tambang bisa berjalan dengan baik dan bisa meningkatkan produksi.
“Ini adalah bisnis yang besar, bisnis yang rumit, dan akan dapat memiliki produksi volume tinggi, keamanan, dan itu akan menciptakan banyak nilai tambah bagi Inalum, Freeport dan rakyat Papua. Para pegawai kami juga mendapatkan manfaat dan pajak dan royalti yang signifikan kepada pemerintah pusat,” jelas Adkerson.
Adkerson menambahkan kesepakatan ini merupakan solusi yang sama-sama menguntungkan bagi kedua belah pihak.
Dalam hal ini, Freeport Indonesia mendapatkan kepastian operasi dan stabilitas investasi ke depan dan Rio Tinto akhirnya bisa menjual hak partisipasinya.
“Ini adalah win-win solution,” kata Adkerson.
Ditanya mengenai operasi tambang Freeport Indonesia, Adkerson mengatakan hal tersebut akan terus berjalan dengan normal. Operasi tambang salah satu tersulit di dunia ini membutuhkan pengalaman.
“Ini adalah tambang yang paling sulit di dunia dan tambang bawah tanah ini belum pernah ada di dunia pertambangan,” tutur Adkerson.
Adkerson menambahkan akuisisi tersebut membutuhkan proses, tapi ini bukan menjadi isu yang berarti.
“Sesuatu yang terjadi dengan akuisisi ini harus mendapatkan persetujuan dari organisasi. Ini akan memakan waktu, tapi ini bukan risiko,” kata Adkerson.
Menurutnya tidak akan terjadi perubahan harga dari akuisisi saham Freeport Indonesia hingga 51%. Inalum akan membayar US$ 3,85 miliar atau Rp 56 triliun agar mendapatkan kepemilikan 51,2%.
Participating Interest (PI) Rio Tinto sebesar 40% juga disepakati untuk dikonversi menjadi saham.
“Kami sudah sepakat dengan harga pada ketentuan dasar divestasi dan bagaimana hak partisipasi Rio Tinto dikonversi menjadi saham,” ujar Adkerson.
Sumber: detik.com