Beritaenam.com, Jakarta – Menurut analisis terbaru Nomura Holdings Inc, ada tujuh negara berkembang di dunia memiliki risiko besar mengalami krisis mata uang yakni Pakistan, Turki, Sri Lanka, Afrika Selatan, Argentina, Mesir dan Ukraina yang saat ini tengah mengalami krisis mata uang memiliki score Damocles lebih dari 100.
Khusus untuk Sri Lanka, potensi krisis bagi negara ini bisa meletus kapan saja melihat indikator score Damocles 150.
“Dari tujuh negara ini, pada definisi kami, Argentina dan Turki mengalami krisis mata uang. Sementara Argentina, Mesir, Sri Lanka dan Ukraina telah memutuskan untuk mengambil bantuan IMF sebagai cara untuk keluar dari krisis,” bunyi riset tersebut yang dikutip, Rabu (12/9/2018).
Sementara riset ini juga mencatat ada delapan negara dengan risiko krisis paling rendah. Indonesia adalah salah satunya.
Adapun delapan negara berkembang dengan risiko krisis terendah menurut Riset Nomura adalah Brasil, Bulgaria, Indonesia, Kazakhstan, Peru, Filipina, Rusia, dan Thailand.
“Ini adalah sebuah hasil yang penting. Karena investor lebih fokus pada risiko. Penting untuk tidak menyamaratakan risiko krisis pada negara-negara berkembang,” bunyi kesimpulan riset tersebut.
Sebagaimana ditulis dalam artikel sebelumnya, Nomura Holdings Inc mengembangkan sebuah sistem deteksi dini risiko krisis yang diberi nama Damocles.
Semakin tinggi skor Damocles sebuah negara, semakin rentan pula indikasi negara tersebut mengalami krisis.
Damocles dibangun untuk mengidentifikasi krisis mata uang di 30 negara berkembang dengan mempelajari beberapa faktor, termasuk cadangan devisa, tingkat utang, suku bunga, dan impor.
Model ini telah berhasil memprediksikan dua per tiga dari krisis mata uang di 54 negara berkembang sejak 1996 sekitar 12 bulan sebelum krisis terjadi.