beritaenam.com, Jakarta – Calon Presiden Joko Widodo atau Jokowi bosan pidato halus. Ke depan, Jokowi ingin pidato keras .
Namun pidato keras Jokowi harus sesuai dengan fakta yang ada. Jokowi curhat kadang merasa bosan untuk terus berbicara halus sehingga menurut dia tak masalah untuk sedikit bernuansa keras.
“Yang paling penting menyampaikan fakta, yang paling penting menyampaikan data,” kata Joko Widodo di GOR Jatidiri, Semarang, Minggu (3/2/2019).
Hal terpenting yang disampaikan bukan kabar bohong dan kedustaan.
“Ya masak suruh halus terus. Ya kadang-kadang kita kan bosan. Bolehlah keras-keras sedikit-sedikit tidak apa,” katanya.
Ia justru menegaskan pentingnya menyampaikan data dan fakta kepada masyarakat luas.
“Yang paling penting bukan menyampaikan semburan dusta, yang paling penting bukan menyampaikan semburan kebohongan, yang paling penting bukan menyampaikan semburan hoaks,” katanya.
Jokowi dalam dua kali kesempatan kunjungan kerjanya ke Jawa Timur dan Jawa Tengah akhir pekan ini, memberikan pidato bernada keras dengan menyindir pernyataan-pernyataan lawan politiknya misalnya terkait hoaks penganiayaan Ratna Sarumpaet, pernyataan perbandingan ekonomi Indonesia dengan Haiti, dan pendapat soal Indonesia akan punah pada 2030.
Kerasnya nuansa pidato Jokowi, juga diakuinya untuk memberikan semangat secara khusus kepada para relawan pendukungnya.
“Ya tujuannya memberikan semangat kepada relawan yang dalam dua hari ini yang menyampaikan dukungan kepada kita. Memang perlu militansi dalam setiap kita bekerja,” katanya, seperti dilansir dari antara.
Sementara soal serangan yang semakin gencar dari kubu lawan politiknya, Jokowi mengaku tidak merasakan ada serangan.
“Serangan apa? Nggak ada. Serangan apa nggak ada. Nggak ada,” kata Jokowi.