Beritaenam.com, Bangkalan – Capres petahana, Joko Widodo ( Jokowi) menyebut, ulama yang terjerat kasus hukum jangan diartikan sebagai langkah krimanisasi ulama oleh pemerintah.
“Ini jangan sampai karena ada kasus hukum terus yang disampaikan adalah kriminalisasi ulama,” kata Jokowi saat berpidato dalam acara Deklarasi Akbar Ulama Madura Bangkalan, Rabu, yang digelar di Gedung Serba Guna Rato Ebuh, Bangkalan, Jatim.
Dia pun mencontohkan, ketika ada kasus pemukulan maka hal itu urusannya akan diserahkan kepada aparat ke polisian. Dia sendiri menegaskan tidak akan melakukan intervensi terhadap proses hukum yang berjalan.
“Misalnya mohon maaf, kalau ada yang memukuli orang, urusannya dengan polisi bukan dengan saya. Ya mesti seperti itu. Masa mukuli sampai berdarah-darah. Saya sih enggak ngerti. Mesti polisi bertindak kalau ada kasus hukum seperti itu. Kalau enggak ada kasus lalu dibawa ke hukum, ngomong saya. Kalau ada kasus hukum, ya saya sulit,” tuturnya.
Mantan Gubernur DKI itu menambahkan, pesta demokrasi dan perbedaan pilihan memang kerap kali menjadi penyebab terjadinya gesekan dan beda pandangan. Oleh karena itu, ia berpesan agar perbedaan pilihan politik tidak kemudian memicu perpecahan.
“Marilah kita jaga persatuan kita, kita jaga ukhuwah islamiyah kita, wathoniyah kita. Sudah sunatullah kepada Bangsa Indonesia. Jangan sampai ini biasanya ada sedikit gesekan,” ujarnya.
Pada kesempatan itu, Jokowi hadir dalam acara Deklarasi Ulama Madura untuk mendukung Jokowi-Ma’ruf yang diselenggarakan atas dukungan Yenny Wahid melalui Konsorsium Kader Gusdur.