Beritaenam.com | Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf/Baparekraf) melaksanakan program Santri Digitalpreneur di Kabupaten Tangerang, membekali ratusan santri dengan kecakapan digital. Program ini bertujuan untuk mendorong santri agar mampu menciptakan konten dakwah yang menarik, kreatif, dan inspiratif, sehingga nilai-nilai kehidupan positif dapat tersebar luas secara efektif di era digital.
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Salahuddin Uno, menyampaikan pentingnya peran santri dalam dunia digital. “Program ini bertujuan menyiapkan para santri menjadi seorang digitalpreneur. Digitalisasi adalah keniscayaan, dan santri harus siap menghadapi tantangan ini,” ujar Sandiaga dalam acara Santri Digitalpreneur yang berlangsung di Pondok Pesantren Nur Antika.
Sandiaga menegaskan, transformasi digital yang tengah dilakukan pemerintah memberikan peluang besar bagi santri untuk mengambil peran strategis dalam mengisi ruang digital. Ia berharap para santri menjadi garda terdepan dalam menyebarkan dakwah Islam melalui konten-konten kreatif yang mampu menginspirasi masyarakat luas.
“Santri harus menjadi pionir dalam membangun komunitas online yang positif serta menyebarkan dakwah yang relevan bagi perkembangan Islam di Indonesia,” tambahnya.
Untuk memperkuat keterampilan digital para santri, Sandiaga memperkenalkan Ferry Ardiansyah sebagai mentor yang membimbing para peserta dalam menciptakan konten digital berkualitas. “Melalui narasi positif, santri diharapkan mampu berkontribusi dalam persatuan bangsa,” lanjutnya.
Selain itu, Sandiaga juga menekankan pentingnya inovasi, adaptasi, dan kolaborasi dalam produksi konten digital. Menurutnya, konten yang positif dan inspiratif tidak hanya berdampak pada komunitas santri, tetapi juga pada masyarakat luas. “Digitalisasi menuntut totalitas dan kreativitas. Santri harus siap berada di garis depan menuju Indonesia Emas 2045,” ujarnya.
Program Santri Digitalpreneur di Pondok Pesantren Nur Antika berlangsung selama empat hari, dari 14 hingga 17 September 2024, dengan peserta dari 10 pondok pesantren. Melalui pelatihan ini, santri diharapkan dapat memanfaatkan ilmu yang diperoleh untuk berdakwah secara digital dengan semangat dan dedikasi tinggi.
Pimpinan Pondok Pesantren Nur Antika, KH. Mohammad Encep Subandi, menyampaikan apresiasi atas inisiatif Kemenparekraf dalam memberikan dukungan kepada santri melalui program ini. Menurutnya, pemanfaatan media digital adalah hal penting bagi santri agar tetap relevan di era modern. “Santri harus bisa mengikuti arus perkembangan. Dulu santri berjuang di medan perang, kini santri berperan penting dalam memaksimalkan media digital,” ungkapnya.
Selain mengembangkan kecakapan digital, Pondok Pesantren Nur Antika juga menonjolkan ekonomi kreatif, termasuk melalui produk kuliner dan seni kaligrafi. Pada kesempatan tersebut, Menparekraf Sandiaga turut membeli hasil karya seni kaligrafi yang dibuat oleh para santri sebagai bentuk apresiasi.