Beritaenam.com — Becak, sebagai alat transportasi tradisional yang pernah populer, masih menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat. Salah satu pengemudi becak yang setia dengan profesinya adalah Sar’id, pria asal Kecamatan Suka Jaya, Kabupaten Bogor, yang telah mengayuh becak sejak era 1980 hingga sekarang, hampir 40 tahun lamanya.
Sar’id, dengan logat Sunda yang kental, menceritakan pengalamannya sebagai pengemudi becak. “Tetap ada suka dan duka, tapi semuanya saya jalani untuk nafkah anak dan istri di kampung,” ujarnya. Selama hampir 40 tahun, Sar’id tidak pernah berganti majikan. “Kebetulan becak yang saya pakai ini punya orang Batak, dan saya tidak berganti majikan dari awal menarik becak. Sudah hampir 40 tahun, tetap alhamdulillah, selalu ada keberkahan,” ungkapnya.
Sar’id selalu menjaga hubungan baik dengan pelanggannya, terutama ibu rumah tangga yang sering menggunakan jasanya untuk antar jemput ke pasar. “Pelayanan yang baik akan mendapatkan imbalan berupa tambahan ongkos becak. Seperti barang tertinggal di becak dari dompet, HP, belanjaan hingga dompet sering terjadi,” jelasnya.
Sar’id juga menyadari bahwa keberadaan becak semakin tergerus oleh perkembangan zaman dan kebijakan pemerintah. “Pokoknya apapun aturan Pemerintah Kota Bogor yang mewacanakan untuk menghapus keberadaan becak, saya sudah siap dan akan pulang kampung untuk bertani sesuai bidang saya dan hidup bahagia bisa kumpul dengan keluarga,” tambahnya.
Pengalaman hidup Sar’id selama 40 tahun mengayuh becak memberikan banyak pelajaran berharga tentang kerja keras, kejujuran, dan keberkahan dalam mencari nafkah. Profesi sebagai pengemudi becak mungkin tidak lagi sepopuler dulu, tetapi semangat dan dedikasi Sar’id dalam menjalani pekerjaannya tetap patut dihargai dan dijadikan inspirasi.
Meskipun tantangan dan perubahan terus datang, Sar’id tetap setia pada profesinya, menunjukkan bahwa dengan tekad dan dedikasi, setiap pekerjaan dapat membawa keberkahan dan kebahagiaan.