Beritaenam.com — Deputi Bidang Politik, Hukum, Pertahanan, dan Keamanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Bogat Widyatmoko, menekankan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam menghadapi tantangan global di era modern. Pernyataan ini disampaikan dalam konferensi pers menjelang pelaksanaan High-Level Forum on Multi-Stakeholder Partnerships (HLF MSP) 2024 dan Indonesia Africa Forum (IAF) II di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/2024).
Bogat Widyatmoko menggarisbawahi perlunya pendekatan baru yang melibatkan kerja sama erat antara pemerintah, akademisi, filantropis, sektor swasta, serta negara-negara berkembang lainnya. “Pendekatan business as usual tidak lagi memadai untuk mengatasi berbagai tantangan global yang dihadapi dunia saat ini. Diperlukan inisiatif baru yang mendorong kolaborasi erat dengan berbagai mitra dan pemangku kepentingan,” kata Bogat.
Kolaborasi ini menjadi kunci bagi Indonesia dalam memperkuat perannya di kancah internasional, terutama dalam mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs). Deputi Bogat juga menekankan bahwa Indonesia harus terbuka untuk belajar dari negara-negara lain yang telah berhasil menerapkan praktik-praktik terbaik yang dapat diadaptasi.
HLF MSP 2024 diharapkan tidak hanya memperkuat daya saing bisnis dan industri Indonesia di pasar internasional, tetapi juga memperkokoh solidaritas global dan memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal, khususnya di Bali. “Dengan persiapan yang matang, kami optimis HLF MSP 2024 akan menjadi ajang yang sukses dan memberikan manfaat nyata bagi kerja sama global,” tambah Bogat.
Hingga saat ini, lebih dari 1.349 peserta dari 55 negara telah terdaftar untuk menghadiri HLF MSP 2024, termasuk 916 perwakilan pemerintah, 105 organisasi internasional, 109 organisasi non-pemerintah, 132 sektor swasta, serta perwakilan dari akademisi, lembaga think tank, filantropi, dan bank multilateral. Deputi Bogat menegaskan, HLF MSP 2024 juga akan memberikan efek ekonomi signifikan, baik langsung maupun tidak langsung, kepada masyarakat Bali. “Estimasi kasarnya, efek trickle-down dari HLF MSP bisa mencapai Rp100 miliar. Ini baru dampak langsungnya, belum termasuk dampak tidak langsung yang juga harus diperhitungkan,” jelasnya.
Penyelenggaraan HLF MSP 2024 yang bersamaan dengan IAF II menjadi bagian dari peringatan 69 tahun Konferensi Asia-Afrika, menekankan pentingnya solidaritas dan kerja sama negara-negara berkembang. Kedua forum ini diharapkan menjadi platform strategis untuk mempertemukan pemangku kepentingan dari seluruh dunia dalam merancang masa depan yang lebih inklusif dan berkelanjutan, sesuai dengan semangat Bandung Spirit yang telah menjadi fondasi sejak tahun 1955.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Jenderal Asia Pasifik dan Afrika Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Abdul Kadir Jailani turut mengapresiasi kerja sama yang erat antara Kementerian PPN/Bappenas dan Kementerian Luar Negeri dalam menyukseskan kedua forum internasional tersebut. “Saya berharap kerja keras dan kolaborasi ini memastikan bahwa forum ini akan menjadi momen penting dalam hubungan Indonesia dan Afrika,” ujarnya.
Kolaborasi lintas sektor yang terjalin dalam HLF MSP 2024 menandakan langkah maju bagi Indonesia dalam membangun hubungan internasional yang lebih kuat dan mendukung pencapaian TPB/SDGs. Dengan komitmen yang kuat dari seluruh pihak, forum ini diharapkan dapat membawa dampak positif yang berkelanjutan bagi seluruh peserta dan menciptakan solusi inovatif untuk menghadapi tantangan global.