Beritaenam.com, Kuala Lumpur – Mantan Perdana Menteri (PM) Malaysia Najib Razak ditangkap Komisi Antikorupsi Malaysia hari ini terkait perubahan laporan audit akhir 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Penangkapan ini bertepatan dengan hari ulang tahun (HUT) ke-67 istri Najib, Rosmah Mansor. Putri pasangan tersebut, Nooryana Najwa memposting kata-kata emosional terkait penangkapan itu.
“Saya tahu hari ini bukan hari termudah bagi kita, namun mari kita luangkan waktu untuk bersyukur kepada Allah bahwa kita semua sehat, hidup dan masih bisa membantu orang lain yang membutuhkan,” tulis Nooryana Najwa dalam postingan di Instagram seperti dilansir media Malaysia, The Star, Senin (10/12/2018).
Bersama postingan itu, Nooryana memasang foto sang ibu, Rosmah sedang menggendong dirinya saat masih kanak-kanak.
“Selamat ulang tahun untuk ibuku satu-satunya. Cinta akan membawa kita melalui itu semua,” tulisnya di akun Instagram-nya hari ini.
Nooryana memposting pesan tersebut menyusul penangkapan Najib Razak oleh MACC karena mengubah laporan audit akhir 1MDB.
Najib ditangkap pada sekitar pukul 11.00 waktu setempat di kantor pusat MACC, beberapa menit setelah dia tiba untuk kembali ditanyai mengenai masalah tersebut.
Najib terlihat memasuki kantor pusat MACC pada sekitar pukul 10.42 waktu setempat. Sumber MACC mengatakan, Najib akan dibebaskan jika dia bisa menyediakan uang jaminan.
Sebelumnya pada 25 November lalu, Auditor Umum Tan Sri Madinah Mohamad mengatakan bahwa bagian-bagian laporan audit akhir 1MDB telah dihilangkan.
Bagian-bagian tersebut menyebut tentang keberadaan konglomerat Low Taek Jho alias Jho Low yang diburu aparat.
Madinah mengatakan, perintah untuk mengubah laporan audit tersebut datang dari Tan Sri Shukry Salleh, yang menjadi sekretaris pribadi utama untuk Najib ketika masih menjadi perdana menteri.
Penangkapan Najib ini dilakukan setelah aksi demo besar-besaran pada Sabtu (8/12) lalu di Kuala Lumpur. Aksi yang juga diikuti oleh Najib itu didukung oleh dua partai oposisi terbesar Malaysia, United Malays National Organisation (UMNO), dan Parti Islam Se-Malaysia (PAS) .
Aksi yang disebut sebagai Aksi 812 itu awalnya dimaksudkan untuk memprotes rencana pemerintah Mahathir untuk meratifikasi ICERD (International Convention on the Elimination of All Forms of Racial Discrimination) atau Konvensi Internasional tentang Penghapusan Semua Bentuk Diskriminasi Rasial, sebuah konvensi PBB mengenai larangan diskriminasi rasial.
Para pengkritik konvensi itu khawatir bahwa ratifikasi konvensi bisa mengganggu hak-hak istimewa etnis Melayu dan mengancam status Islam sebagai agama resmi Malaysia.
Setelah beberapa pekan ini kelompok-kelompok pro-Melayu menggelar aksi demo untuk menolak ratifikasi itu, bulan lalu pemerintahan Mahathir menyatakan tak akan meratifikasi konvensi tersebut.
Meski pemerintahan PM Mahathir Mohamad telah menyatakan tak akan meratifikasi konvensi PBB tersebut, namun pada Sabtu (8/12) aksi demo tetap digelar untuk merayakan penolakan pemerintah tersebut.
Pihak pengorganisir aksi 812 itu menyebut aksi tersebut “aksi syukur”. Aksi yang diikuti sekitar 50 ribu orang itu adalah aksi demo besar-besaran pertama sejak aliansi Mahathir memenangi pemilu Malaysia pada Mei lalu.