Abu Dhabi – Abu Dhabi punya banyak masjid cantik, salah satunya Mohammed Bin Zayed Mosque. Jaga toleransi, masjid ini ganti nama jadi ‘Maria Bunda Yesus’.
Abu Dhabi menjadi salah satu kota berpengaruh di UEA. Meski mayoritas penduduknya adalah Muslim, Abu Dhabi punya rasa toleransi yang tinggi terhadap umat lain.
Hal ini terlihat jelas dari sikap HH Sheikh Mohamed bin Zayed Al Nahyan, Putra Mahkota Abu Dhabi dan Wakil Panglima Tertinggi Angkatan Bersenjata UEA.
Demi mempererat toleransi umat beragama, Putra Mahkota memutuskan untuk mengganti nama Mohammed Bin Zayed Mosque, seperti yang dirangkum dari berbagai media internasional, Jumat (31/5/2019).
Mohammed Bin Zayed Mosque sendiri dikenal luas karena keindahannya. Walau tak semegah Masjid Sheikh Zayed, namun Mohammed Bin Zayed Mosque pun tak kalah indah.
Melihat banyaknya kunjungan umat agama lain ke masjid ini, Putra Mahkota pun mengganti nama Mohammed Bin Zayed Mosque menjadi Mariam Umm Eisa, alias ‘Maria Bunda Yesus’.
Bukan tanpa alasan, nama Mariam Umm Eisa diberikan untuk mempererat hubungan sosial antara pemeluk Islam dan kristen. Nama Maryam sendiri disebutkan dalam Al Quran, yang mana ada Surat Maryam.
Umm Eisa sendiri dalam Islam merujuk pada Siti Maryam ibunya Nabi Isa. Sedangkan dalam ajaran Nasrani, Isa diyakini sebagai Yesus.
Hal ini pun menuai banyak pujian oleh pihak gereja-gereja Kristen di Abu Dhabi. Disebut, sebagai suatu bukti keharmonisan.
UEA sendiri telah melakukan beberapa langkah untuk mempromosikan keharmonisan antar umat beragama. Telah ditunjuk pula Menteri Negara Toleransi dan meluncurkan Piagam Toleransi tahun lalu.
Hal ini bertujuan untuk memerangi kefanatikan, ekstremisme, dan rasisme dengan menyebarkan nilai-nilai toleransi, perdamaian dan koeksistensi.
Tak sampai di situ, HH Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum, Wakil Presiden UEA dan Penguasa Dubai, menulis surat terbuka yang kuat yang menyatakan bahwa diskriminasi tidak akan terjadi di UEA.
“Kami tidak membedakan satu sama lain di UEA, kami juga tidak menggunakan ras atau kebangsaan untuk saling mendiskriminasi; kita melihat semua orang sama, seperti Tuhan menciptakan kita. Tidak ada preferensi atau prestasi yang diberikan kepada siapa pun kecuali mereka yang bekerja dengan rajin, menghormati undang-undang dan konstitusi kita dan berkontribusi pada bangsa kita,” tulis HH Sheikh Mohammed bin Rashid Al Maktoum.